RENUNGAN HARIAN
Ketika Iman dan Kesetiaan Diuji
Bacaan: Ayub 2:1-13
"Lalu mereka duduk berbarengan dia di tanah sepanjang tujuh hari tujuh malam. Seorang pun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, gara-gara mereka melihat, bahwa terlampau berat penderitaannya."
Ayub 2:13
Renungan harian
Gambar by mirifica.net
Ayub merupakan seorang yang hidupnya diberkati oleh Allah. Ia punyai kekayaan yang melimpah dan juga keluarga yang besar bersama bersama bersama bersama seorang istri dan tujuh anak laki-laki dan juga tiga anak perempuan. Ia merupakan seorang yang saleh dan jujur, risau sanggup Allah dan juga jauhi kejahatan.
Suatu hari Allah mengijinkan sebuah ujian hidup berlangsung di di dalam kehidupan Ayub. Ia perlu kehilangan semua kekayaan miliknya khususnya ia perlu kehilangan semua anak-anaknya. Penderitaan yang Ayub alami sungguhlah berat namun ketika penderitaan itu datang menimpa Ayub, ia tidak berbuat dosa dan tidak menyalahkan Allah atas apa yang berlangsung di dalam kehidupannya. Ayub juatru senantiasa memuji dan memuliakan nama Tuhan bersama bersama bersama bersama mulutnya.
Bahkan di dalam Ayub 1:20-21 ia bersikap layaknya ini
"Maka berdirilah Ayub, sesudah itu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, lantas sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang saya muncul dari takaran ibuku, bersama bersama bersama bersama telanjang termasuk saya sanggup ulang ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Jika kami baca lebih jauh lagi, penderitaan Ayub tidak cuma hingga disana. Allah menginjinkan penyakit kulit tersedia terhadap tubuh Ayub khususnya isterinya meninggalkan ia. Ketika tiga orang sahabatnya datang ke Ayub, mereka hingga tidak sanggup mengetahui Ayub gara-gara penyakit kulit yang dideritanya. Namun, Ayub senantiasa tidak berucap dosa lewat bibirnya. Ia yakin bahwa segala suatu perihal yang berlangsung di dalam kehidupannya telah diatur oleh Allah sehingga ia tidak perlu risau dan khawatir.
Mungkin bagi kami manusia, kami berpikir bahwa apa yang telah dialami Ayub telah melebihi batas kekuatannya. Jika kami tersedia di posisi Ayub sanggup saja saja kami sanggup terus menerus mempertanyakan mengapa itu semua sanggup berlangsung di dalam kehidupan kami khususnya sanggup saja saja kami kecewa kepada Allah.
Jika terhadap waktu ini kami menghadapi suatu pergumulan, apakah kami senantiasa sanggup berdiri teguh layaknya Ayub? Setiap orang pasti punyai kesusahannya sendiri dan tindakan yang sanggup diambil alih berkaitan dari bagaimana orang sesudah itu menyikapi masalah yang sedang dialami. Pergumulan yang kami alami Tuhan ijinkan berlangsung gara-gara Ia idamkan melihat seberapa besar iman dan prinsip kami kepadaNya.
Tidak sedikit di pada kami yang justru menyalahkan Tuhan khususnya kecewa terhadapNya ketika ia perlu menghadapi suatu pergumulan. Bahkan di pada kami pasti pernah bersungut-sungut ketika masalah yang dialami jadi berat dan mulai tidak tersedia jalur keluar. Pergumulan yang dihadapi justru sebabkan kami jadi jauh dari Tuhan gara-gara kami mulai Tuhan tidak mengasihi kita. Padahal kami sendiri pun menyadari bahwa Ia tidak sanggup memberi tambahan masalah yang melebihi kemampuan kita.
Baca termasuk : Renungan harian terjerat di dalam dosa
Ketika kami menghadapi suatu pergumulan tentang yang perlu kami lakukan adalah datang dan berseru kepadaNya sehingga Ia sanggup memulihkan keadaan kita. Mungkin tidak cuma kami yang sempat mulai putus asa sanggup kehidupan ini, Ayub termasuk pernah mengalami tentang serupa. Namun, Ayub terus menerus yakin dan berserah kepada Tuhan hingga sesudah itu keadaan Ayub dipulihkan oleh Tuhan. Ia mengganti kepunyaan Ayub dua kali lipat dan Tuhan memulihkan hidup Ayub.
Jika hidup kami idamkan dipulihkan olehNya, maka datanglah kepadaNya dan janganlah menyerah gara-gara pergumulan yang sedang dihadapi. Pergumulan yang kami menghadapi terhadap waktu ini merupakan ujian yang Tuhan ijinkan berlangsung untuk menguji iman dan prinsip kami kepadaNya. Tetaplah mengandalkan Dia dan hidup seturut kehendakNya hingga Ia memulihkan keadaanmu terhadap waktu ini. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Harian Kristen Ketika Iman dan Kesetiaan Diuji


RENUNGAN HARIAN
Ketika Iman dan Kesetiaan Diuji
Bacaan: Ayub 2:1-13
"Lalu mereka duduk berbarengan dia di tanah sepanjang tujuh hari tujuh malam. Seorang pun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, gara-gara mereka melihat, bahwa terlampau berat penderitaannya."
Ayub 2:13
Renungan harian
Gambar by mirifica.net
Ayub merupakan seorang yang hidupnya diberkati oleh Allah. Ia punyai kekayaan yang melimpah dan juga keluarga yang besar bersama bersama bersama bersama seorang istri dan tujuh anak laki-laki dan juga tiga anak perempuan. Ia merupakan seorang yang saleh dan jujur, risau sanggup Allah dan juga jauhi kejahatan.
Suatu hari Allah mengijinkan sebuah ujian hidup berlangsung di di dalam kehidupan Ayub. Ia perlu kehilangan semua kekayaan miliknya khususnya ia perlu kehilangan semua anak-anaknya. Penderitaan yang Ayub alami sungguhlah berat namun ketika penderitaan itu datang menimpa Ayub, ia tidak berbuat dosa dan tidak menyalahkan Allah atas apa yang berlangsung di dalam kehidupannya. Ayub juatru senantiasa memuji dan memuliakan nama Tuhan bersama bersama bersama bersama mulutnya.
Bahkan di dalam Ayub 1:20-21 ia bersikap layaknya ini
"Maka berdirilah Ayub, sesudah itu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, lantas sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang saya muncul dari takaran ibuku, bersama bersama bersama bersama telanjang termasuk saya sanggup ulang ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Jika kami baca lebih jauh lagi, penderitaan Ayub tidak cuma hingga disana. Allah menginjinkan penyakit kulit tersedia terhadap tubuh Ayub khususnya isterinya meninggalkan ia. Ketika tiga orang sahabatnya datang ke Ayub, mereka hingga tidak sanggup mengetahui Ayub gara-gara penyakit kulit yang dideritanya. Namun, Ayub senantiasa tidak berucap dosa lewat bibirnya. Ia yakin bahwa segala suatu perihal yang berlangsung di dalam kehidupannya telah diatur oleh Allah sehingga ia tidak perlu risau dan khawatir.
Mungkin bagi kami manusia, kami berpikir bahwa apa yang telah dialami Ayub telah melebihi batas kekuatannya. Jika kami tersedia di posisi Ayub sanggup saja saja kami sanggup terus menerus mempertanyakan mengapa itu semua sanggup berlangsung di dalam kehidupan kami khususnya sanggup saja saja kami kecewa kepada Allah.
Jika terhadap waktu ini kami menghadapi suatu pergumulan, apakah kami senantiasa sanggup berdiri teguh layaknya Ayub? Setiap orang pasti punyai kesusahannya sendiri dan tindakan yang sanggup diambil alih berkaitan dari bagaimana orang sesudah itu menyikapi masalah yang sedang dialami. Pergumulan yang kami alami Tuhan ijinkan berlangsung gara-gara Ia idamkan melihat seberapa besar iman dan prinsip kami kepadaNya.
Tidak sedikit di pada kami yang justru menyalahkan Tuhan khususnya kecewa terhadapNya ketika ia perlu menghadapi suatu pergumulan. Bahkan di pada kami pasti pernah bersungut-sungut ketika masalah yang dialami jadi berat dan mulai tidak tersedia jalur keluar. Pergumulan yang dihadapi justru sebabkan kami jadi jauh dari Tuhan gara-gara kami mulai Tuhan tidak mengasihi kita. Padahal kami sendiri pun menyadari bahwa Ia tidak sanggup memberi tambahan masalah yang melebihi kemampuan kita.
Baca termasuk : Renungan harian terjerat di dalam dosa
Ketika kami menghadapi suatu pergumulan tentang yang perlu kami lakukan adalah datang dan berseru kepadaNya sehingga Ia sanggup memulihkan keadaan kita. Mungkin tidak cuma kami yang sempat mulai putus asa sanggup kehidupan ini, Ayub termasuk pernah mengalami tentang serupa. Namun, Ayub terus menerus yakin dan berserah kepada Tuhan hingga sesudah itu keadaan Ayub dipulihkan oleh Tuhan. Ia mengganti kepunyaan Ayub dua kali lipat dan Tuhan memulihkan hidup Ayub.
Jika hidup kami idamkan dipulihkan olehNya, maka datanglah kepadaNya dan janganlah menyerah gara-gara pergumulan yang sedang dihadapi. Pergumulan yang kami menghadapi terhadap waktu ini merupakan ujian yang Tuhan ijinkan berlangsung untuk menguji iman dan prinsip kami kepadaNya. Tetaplah mengandalkan Dia dan hidup seturut kehendakNya hingga Ia memulihkan keadaanmu terhadap waktu ini. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar