10 RENUNGAN MALAM PENDEK Menyentuh Hati
Renungan 1 : Menjadi Anak Bukan Hamba
Renungan 2 : Tuhan Itu Baik
Renungan 3 : Mendengar dan Melakukan
Renungan 4 : Mengampuni Karena Telah Dikasihi
Renungan 5 : Menasihati Karena Mengasihi
Renungan 6 : Menabur dan Menuai
Renungan 7 : Hal Mengikut Yesus
Renungan 8 : Kekuatan di di dalam Doa
Renungan 9 : Kecewa
Renungan 10 : Takut
Renungan Malam Kristen sebelum saat tidur 2019 doa & suara Injil jadi Pelindung
Renungan Malam Kristen sebelum saat tidur 2019
Renungan 1
Menjadi Anak Bukan Hamba
Bacaan: Galatia 4:4-11
"Jadi kamu bukan ulang hamba, melainkan anak; jika kamu anak, maka kamu termasuk adalah ahli-ahli waris, oleh Allah."
Galatia 4:7
Perbedaan hamba bersama bersama anak terdapat terhadap hak yang dimiliki. Seorang hamba tidak berhak memanggil tuannya bersama bersama sebutan Bapa dan ia tidak bakal terima warisan berasal berasal dari tuannya. Beda halnya bersama bersama anak. Anak punyai hak untuk memanggil Bapa dan ia bakal mendapatkan hak waris Bapanya.
Dahulu kami merupakan hamba dosa yang hidup di di di dalam dosa. Namun karena kehadiran Yesus ke di di dalam dunia ini sebabkan kami diangkat jadi anakNya. Perubahan standing berasal berasal dari hamba dosa jadi anak ini kudu kami syukuri karena kami sudah jadi pakar warisNya. Lalu dikala jadi seorang anak apa yang kudu kami lakukan?
Hal yang kudu kami melaksanakan adalah mendewasakan diri. Ketika kami sudah jadi anak yang dewasa khususnya secara iman, kami tidak bakal tunduk kepada roh-roh dunia melainkan bakal tunduk kepada perintahNya karena kami memahami mana yang puas dan tidak puas di hadapanNya.
Ketika kami jadi seorang anak, kami punyai hak istimewa untuk memanggil Allah bersama bersama sebutan Bapa. Ketika kami berseru memanggil namaNya dan memohon sesuatu kami mampu memanggilNya Bapa. Bukankah kasih seorang Bapa terhadap anakNya jauh lebih besar dibandingkan kasih seorang tuan kepada hambanya? Karena terhadap saat ini kami merupakan anakNya, marilah kami hidup seturut bersama bersama kehendakNya. Tuhan Yesus memberkati.Renungan 2
Tuhan Itu Baik
Bacaan: Nahum 1:5-8
"TUHAN itu baik; Ia adalah area pengungsian terhadap saat kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya"
Nahum 1:7
Tuhan itu baik karena kasih dan penyertaanNya tetap ada untuk kami masing-masing hari. Mulai berasal berasal dari kami bangun tidur sampai kami ulang tidur, kasihNya tetap baru untuk kita. Terkadang dikala kami mengalami kesusahan kami bicara jika Tuhan itu jahat kepada kita. Namun apakah benar jika Tuhan mengijinkan kesukaran berlangsung artinya Ia jahat kepada kita? Meskipun kami mengalami kesusahan, Ia tetap baik bagi kami semua. Bahkan terhadap ayat yang sudah kami baca disebutkan bahwa Ia adalah area pengungsian terhadap saat kesusahan. Tempat pengungsian artinya area berlindung dan tinggal dikala tidak ada area untuk berlindung lagi.
Dikatakan termasuk bahwa Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepadaNya. Ia mengenal kami khusus tiap pribadi. Ia lebih memahami dan memahami seperti apa kami dibandingkan bersama bersama orang yang paling dekat bersama bersama kita.
Ketika kami mengalami kesusahan Ia tetap beri tambahan jalan keluar dan kekuatan bagi kami yang berserah dan menghendaki kepadaNya. Ia baik di di dalam masing-masing suasana yang kami alami. Baik puas maupun duka Ia tetaplah Tuhan yang baik. Bukti kebaikanNya mampu kami memandang dikala Ia jadi area pengungsian bagi kami terhadap saat kesusahan. Kiranya kami mampu tetap memahami kebaikanNya di di dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.Renungan 3
Mendengar dan Melakukan
Bacaan: Matius 7:24-27
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia serupa bersama bersama orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu."
Matius 7:24
Pada ayat yang sudah kami baca terhadap malam hari ini, kami diajarkan untuk mendengar perkataanNya dan melakukannya di di dalam kehidupan kami sehari-hari. Ketika kami mendengar Firman Tuhan bukankah bakal lebih baik jika kami melakukannya termasuk di di dalam kehidupan kita?
Orang yang mendengar dan melaksanakan jikalau seorang yang membangun area tinggal di atas batu. Sedangkan orang yang mendengar tapi tidak melakukannya jikalau orang yang mendirikan area tinggal di atas pasir. Ketika kami melaksanakan perkataanNya di di dalam kehidupan kita, kami sudah membangun suatu basic yang kokoh di di dalam hati kami supaya dikala kami diperhadapkan terhadap suatu kasus kami bakal tetap berdiri teguh denganNya.
Ada lebih berasal berasal dari satu alasan mengapa seseorang cuma mendengar perkataanNya tapi tidak melakukannya. Sa;ah satu alasan berikut yakni karena kami tidak punyai ketulusan dan kerelaan hati untuk menyrnangkan hati Tuhan. Agar kami mampu mendengar dan melaksanakan perkataanNya tentang yang mampu kami melaksanakan yakni melatih kepekaan hati, pikiran dan pendengaran terhadap suara Tuhan, tidak mencari kesenangan diri sendiri bersama bersama tidak berfokus terhadap keuntungan yang bakal diperolehserta punyai ketulusan dan kerelaan hati untuk menyenangkan hati Tuhan bukan menyenangkan diri sendir. Marilah kami mendengar perkataanNya dan melakukannya di di dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.
Dengarkan suara Injil
Renungan 4
Mengampuni Karena Telah Dikasihi
Bacaan: Matius 18:21-35
"Bukankah engkau pun kudu mengasihani kawanmu seperti aku sudah mengasihani engkau?"
Matius 18:33
Mengampuni merupakan tentang yang ringan untuk diucapkan tapi kesusahan untuk dilakukan. Mengampuni bukan cuma cuman kata "aku sudah memaafkanmu" tapi termasuk punyai persentase arti yang terlalu dalam. Dengan mengampuni kami mampu mendapatkan sukacita dan kedamaian.
Kita kudu mengampuni sesama kami karena Allah sudah khususnya dahulu mengasihi kita. Karena kasih yang Ia beri tambahan bagi kita, Ia mengampuni dosa dan pelanggaran kita. Bukankah karena Ia mengampuni dosa kita, kami termasuk kudu mampu mengampuni sesama kita? Pada malam hari ini kami diajarkan untuk punyai hati yang mengampuni.
Kita kudu puas mengampuni dan mengasihi sesama kami karena Ia termasuk sudah mengasihi kami khususnya dahulu. Ia puas mengampuni masing-masing dosa dan pelanggaran yang kami perbuat karena kasihnya kepada kita. Bahkan Ia mengidamkan kami tetap mengampuni sesama kita. Ketika kami belum mampu mengampuni sesama kita, ingatlah bahwa Ia sudah mengasihi kami khususnya dahulu. Matius 18:35 "Maka Bapa-Ku yang di sorga bakal berbuat demikianlah termasuk terhadap kamu, jikalau kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu bersama bersama segenap hatimu." Jika kami tidak mampu mengampuni sesama kami maka kami bakal kehilangan kasih yang sudah Ia curahkan kepada kita. Oleh karena itu, ampunilah sesamamu karena Kristus sudah khususnya dahulu mengampunimu. Tuhan Yesus memberkati.
Baca termasuk : Kumpulan Khotbah Kristen 2019
Renungan 5
Menasihati Karena Mengasihi
Bacaan: Matius 18:15-20
"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau sudah mendapatnya kembali."
Matius 18:15
Terkadang kesusahan bagi kami untuk menasihati orang lain. Bukan cuma kepada orang yang tidak kami kenal, menasihati orang yang sudah kami kenal pun rasanya kesusahan untuk dilakukan. Akan banyak pertimbangan yang seringkali kami acuhkan jika kami kudu menasihati orang lain jadi kuatir dianggap paling benar, kuatir menyinggung perasaan khususnya kuatir dianggap cuma omong kosong semata.
Menasihati tidaklah tetap serupa termasuk bersama bersama sesuatu yang negatif, tapi menasihati merupakan tentang positif yang mampu membangun. Jika seseorang melaksanakan kesalahan apakah kami kudu membiarkannya berkesinambungan sampai terhadap seterusnya ia kehilangan tujuan di di dalam hidupnya? Menasihati orang lain bukan artinya kami menggurui orang berikut karena kami benar, manasihati merupakan bukti kami mengasihi sesama kita. Jika kami tidak menasihati orang yang melaksanakan kesalahan maka kami tidak bakal mendapatkannya ulang dan justru ia bakal terlepas bukan cuma berasal berasal dari kami melainkan termasuk berasal berasal dari Kasih Allah.
Jika kami mengasihi sesama kita, marilah kami menasihatinya jika ia sudah melaksanakan kesalahan supaya ia tetap nikmati kasih Allah bersama bersama bersama bersama kita. Menasihati orang lain haruslah kami melaksanakan bersama bersama kasih supaya ia puas menerimanya dan memahaminya. Oleh karena itu, kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mangasihi dirimu semdiri. Tuhan Yesus memberkati.
Doa Membawa KeindahanRenungan 6
Menabur dan Menuai
Bacaan: Matius 13:1-23
"Dan lebih berasal berasal dari satu jatuh di tanah yang baik sesudah itu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Matius 13:8
Pasti kami semua dulu mendengar contoh tentang seorang penabur. Mari kami ingat sedikit pengenai contoh ini. Ada seorang penabur yang menaburkan benihnya. Benih berikut ada yang ditaburkan di pinggir jalan, ada yang ditaburkan di tanah yang berbatu, ada yang ditaburkan di tengah semak duri dan yang paling akhir ditaburkan di tanah yang baik. Setiap benih yang ditaburkan berikut ada yang tumbuh tapi ada pula yang tidak tumbuh mengenai dimana si penabur menaburkan benihnya.
Perumpamaan ini bicara tentang kami sebagai manusia. Jika kami menabur kebaikan maka kami bakal memetik kebaikan juga, tapi jika kami menabur kejahatan tentu tentang yang kami dapatkan bukanlah tentang yang baik melainkan apa yang sudah kami perbuat.
Apa yang kami tabur itulah yang kami tuai dan kudu kami pertanggung jawabkan. Sama seperti Firman Allah yang ditaburkan di di dalam hati dan hidup kita. Firman itu bakal sebabkan kami bertumbuh atau khususnya tidak mampu sebabkan kami bertumbuh mengenai kepada diri kami bagaimana menabur Firman berikut di di dalam hati kita. Kiranya benih yang kami taburkan jatuh di tanah yang subur supaya kami mampu memetik tentang yang baik. Tuhan Yesus memberkati.
Baca termasuk : Ayat Alkitab Tentang Cinta
Renungan 7
Hal Mengikut Yesus
Bacaan: Matius 10:34-42
"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku berkunjung untuk mempunyai damai di atas bumi; Aku berkunjung bukan untuk mempunyai damai, melainkan pedang."
Matius 10:34
Mengikut Kristus bukanlah sesuatu tentang yang ringan untuk dilakukan. Saat mengikut Kristus jalan yang di lewati pun tidak tetap indah karena tentu bakal banyak kendala di dalamnya. Salah satu syarat untuk mengikut Kristus adalah menyangkal diri dan memikul salib. Kita kudu menyangkal diri kami sendiri jika kami mengidamkan mengikut Dia. Menyangkal diri artinya kami berusaha untuk tidak hidup menurut duniawi tapi hidup menurut kehendakNya. Memikul salib artinya kami tetap teguh dan sabar di di dalam menghadapi ujian hidup. Setiap orang punyai salibnya sendiri-sendiri. Sehingga komitmen kepada Kristus bakal teruji melalui seberapa kuat kami memikul salib yang Ia beri tambahan bagi kita.
Pada saat ini mungkin kami sering memandang orang yakin yang meninggalkan Kristus cuma karena kasus hidup yang dialaminya jadi berat seakan tak ada ulang jalan keluar. Tetap bertahan untuk mengikut Kristus atau justru meninggalkanNya merupakan pilihan yang ada di tangan kita..
Mengikut Kristus merupakan anugerah yang Ia beri tambahan bagi kita. Ketika kami bersedia untuk mengikutNya artinya kami sudah siap untuk terima apapun yangvIa beri tambahan baik itu tentang menyenangkan atau menyedihkan. Oleh karena itu, teguhkanlah hatimu jika mengidamkan mengikutNya supaya kamu jadi pengikut Kristus yang sejati. Tuhan Yesus memberkati.Renungan 8
Kekuatan di di dalam Doa
Bacaan: Yohanes 17:20-26
Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tapi termasuk untuk orang-orang, yang yakin kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
Yohanes 17:20
Setiap orang tentu dulu berdoa karena doa merupakan nafas kehidupan bagi orang percaya. Doa yang dipanjatkan oleh masing-masing orang itu tidak serupa mengenai berasal berasal dari apa kebutuhannya. Entah itu berdoa untuk dirinya sendiri, berdoa untuk keluarganya, berdoa untuk sesamanya, berdoa untuk wilayahnya supaya safe dan Tuhan memelihara khususnya berdoa bagi gerejanya.
Lalu sesungguhnya apa itu doa? Doa adalah wujud persekutuan kami bersama bersama Tuhan, bercakap-cakap atau berkomunikasi bersama bersama Tuhan dan merupakan berkat dan hak istimewa yang Tuhan berikan. Ketika kami berkomunikasi bersama bersama Tuhan, komunikasi yang kami melaksanakan bukanlah merupakan komunikasi satu arah melainkan komunikasi dua arah. Mengapa disebut sebagai konunikasi dua arah? Hal ini karena dikala kami berdoa kepada Tuhan, Ia termasuk bakal menjawab masing-masing doa yang kami panjatkan.
Lalu pertanyaannya saat ini adalah, kapankah kami kudu berdoa? Tentunya kami kudu berdoa masing-masing saat. Doa mampu dijalankan kapan saja dan dimana saja. Jika kami tidak sempat mengambil alih alih saat teduh, kami mampu berdoa di di di dalam hati meskipun tidak di di dalam sikap berdoa. Jika terhadap saat ini kami tidak memadai telaten berdoa, marilah kami jadi belajar untuk mengambil alih alih saat teduh sejenak untuk mengucap syukur atas apa yang sudah Ia beri tambahan kepada kita. Tuhan Yesus memberkati.
Baca termasuk : Ayat Alkitab Tentang Sahabat
Renungan 9
Kecewa
Bacaan: Habakuk 3:17-19
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, serupa sekali ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau berasal berasal dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi di di dalam kandang, tapi aku bakal bersorak-sorak di di di dalam Tuhan, beria-ria di di di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
Habakuk 3:17-18
Dalam kehidupan, tentu masing-masing kami dulu mengalami yang namanya kecewa. Baik orang muda ataupun orang tua seringkali mengalami kekecewaan. Entah itu dikecewakan oleh pasangan, dikecewakan oleh kawan khususnya dikecewakan oleh keluarga.
Kekecewaan ini kadang saat sebabkan jalinan kami bersama bersama sesama jadi renggang karena hilangnya kepercayaan yang terhadap awalnya ada. Kecewa yang berkesinambungan menerus ada di di dalam diri kami berangsur-angsur bakal jadi kepahitan karena kami tetap menyimpan kekecewaan itu tanpa puas melepaskannya.
Kekecewaan merupakan wujud respon kami terhadap sebuah suasana yang tidak sesuai bersama bersama harapan. Sehingga kami mampu menentukan untuk kecewa atau tidak. Ketika kami terlalu menghendaki kepada orang lain, justru yang kami dapati cuman kekecewaan. Oleh karena itu, berharaplah kepada Tuhan yang tidak bakal dulu mengecewakan kita.
Jika doa kami belum dijawab olehNya dan jika apa yang berlangsung dan tengah kami alami terhadap saat ini tidak sesuai bersama bersama permohonan kita, janganlah kami jadi kecewa. Tuhan sudah mengijinkannyan berlangsung supaya kuasaNya jadi nyata di di dalam kelemahan kita. Tetaplah yakin dan menghendaki dan juga berserah kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati.Renungan 10
Takut
Bacaan: Mazmur 118:5-9
“Jangan kuatir terhadap apa yang kudu engkau derita! Sesungguhnya Iblis bakal melemparkan lebih berasal berasal dari satu orang berasal berasal dari antaramu ke di di dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu bakal mendapatkan kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku bakal mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”
Wahyu 2:10
Takut merupakan suatu respon terhadap suatu stimulan tertentu seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Rasa kuatir merupakan tidak benar satu emosi basic tak cuma rasa marah, sedih dan bahagia. Dapat diambil kesimpulan bahwa ketakutan adalah suatu respon emosi seseorang terhadap suatu ancaman.
Memang benar jika ketakutan merupakan tentang yang tidak mampu dipisahkan di di dalam diri manusia. Rasa kuatir itu khususnya mampu saja keluar masing-masing hari di di dalam kehidupan manusia. Namun, jika kami berkesinambungan melepaskan ketakutan itu menguasai diri kami justru ketakutan itu bakal sebabkan kami tidak mampu melangkah maju ke depan. Ketakutan itu bakal menahan kami untuk mampu merasakan kasih dan kuasa Allah.
Mari kami mengikis rasa kuatir itu. Kita gantikan ketakutan yang kami punyai bersama bersama keberanian berasal berasal dari Allah. Daripada kami kuatir bakal hari esok atau bakal apa yang bakal berlangsung bersama bersama diri kami lebih baik kami gantikan bersama bersama rasa kuatir kami kepada Tuhan. Ketika kami punyai rasa kuatir kepada Tuhan, kami bakal berusaha untuk menyenangkan hatiNya dan berlaku seturut denganNya. Bukankan kuatir bakal Tuhan yang sesungguhnya di inginkan olehNya? Tuhan Yesus memberkati.
Renungan Malam Bagian 2

10+ Renungan Malam Kristen sebelum tidur


10 RENUNGAN MALAM PENDEK Menyentuh Hati
Renungan 1 : Menjadi Anak Bukan Hamba
Renungan 2 : Tuhan Itu Baik
Renungan 3 : Mendengar dan Melakukan
Renungan 4 : Mengampuni Karena Telah Dikasihi
Renungan 5 : Menasihati Karena Mengasihi
Renungan 6 : Menabur dan Menuai
Renungan 7 : Hal Mengikut Yesus
Renungan 8 : Kekuatan di di dalam Doa
Renungan 9 : Kecewa
Renungan 10 : Takut
Renungan Malam Kristen sebelum saat tidur 2019 doa & suara Injil jadi Pelindung
Renungan Malam Kristen sebelum saat tidur 2019
Renungan 1
Menjadi Anak Bukan Hamba
Bacaan: Galatia 4:4-11
"Jadi kamu bukan ulang hamba, melainkan anak; jika kamu anak, maka kamu termasuk adalah ahli-ahli waris, oleh Allah."
Galatia 4:7
Perbedaan hamba bersama bersama anak terdapat terhadap hak yang dimiliki. Seorang hamba tidak berhak memanggil tuannya bersama bersama sebutan Bapa dan ia tidak bakal terima warisan berasal berasal dari tuannya. Beda halnya bersama bersama anak. Anak punyai hak untuk memanggil Bapa dan ia bakal mendapatkan hak waris Bapanya.
Dahulu kami merupakan hamba dosa yang hidup di di di dalam dosa. Namun karena kehadiran Yesus ke di di dalam dunia ini sebabkan kami diangkat jadi anakNya. Perubahan standing berasal berasal dari hamba dosa jadi anak ini kudu kami syukuri karena kami sudah jadi pakar warisNya. Lalu dikala jadi seorang anak apa yang kudu kami lakukan?
Hal yang kudu kami melaksanakan adalah mendewasakan diri. Ketika kami sudah jadi anak yang dewasa khususnya secara iman, kami tidak bakal tunduk kepada roh-roh dunia melainkan bakal tunduk kepada perintahNya karena kami memahami mana yang puas dan tidak puas di hadapanNya.
Ketika kami jadi seorang anak, kami punyai hak istimewa untuk memanggil Allah bersama bersama sebutan Bapa. Ketika kami berseru memanggil namaNya dan memohon sesuatu kami mampu memanggilNya Bapa. Bukankah kasih seorang Bapa terhadap anakNya jauh lebih besar dibandingkan kasih seorang tuan kepada hambanya? Karena terhadap saat ini kami merupakan anakNya, marilah kami hidup seturut bersama bersama kehendakNya. Tuhan Yesus memberkati.Renungan 2
Tuhan Itu Baik
Bacaan: Nahum 1:5-8
"TUHAN itu baik; Ia adalah area pengungsian terhadap saat kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya"
Nahum 1:7
Tuhan itu baik karena kasih dan penyertaanNya tetap ada untuk kami masing-masing hari. Mulai berasal berasal dari kami bangun tidur sampai kami ulang tidur, kasihNya tetap baru untuk kita. Terkadang dikala kami mengalami kesusahan kami bicara jika Tuhan itu jahat kepada kita. Namun apakah benar jika Tuhan mengijinkan kesukaran berlangsung artinya Ia jahat kepada kita? Meskipun kami mengalami kesusahan, Ia tetap baik bagi kami semua. Bahkan terhadap ayat yang sudah kami baca disebutkan bahwa Ia adalah area pengungsian terhadap saat kesusahan. Tempat pengungsian artinya area berlindung dan tinggal dikala tidak ada area untuk berlindung lagi.
Dikatakan termasuk bahwa Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepadaNya. Ia mengenal kami khusus tiap pribadi. Ia lebih memahami dan memahami seperti apa kami dibandingkan bersama bersama orang yang paling dekat bersama bersama kita.
Ketika kami mengalami kesusahan Ia tetap beri tambahan jalan keluar dan kekuatan bagi kami yang berserah dan menghendaki kepadaNya. Ia baik di di dalam masing-masing suasana yang kami alami. Baik puas maupun duka Ia tetaplah Tuhan yang baik. Bukti kebaikanNya mampu kami memandang dikala Ia jadi area pengungsian bagi kami terhadap saat kesusahan. Kiranya kami mampu tetap memahami kebaikanNya di di dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.Renungan 3
Mendengar dan Melakukan
Bacaan: Matius 7:24-27
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia serupa bersama bersama orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu."
Matius 7:24
Pada ayat yang sudah kami baca terhadap malam hari ini, kami diajarkan untuk mendengar perkataanNya dan melakukannya di di dalam kehidupan kami sehari-hari. Ketika kami mendengar Firman Tuhan bukankah bakal lebih baik jika kami melakukannya termasuk di di dalam kehidupan kita?
Orang yang mendengar dan melaksanakan jikalau seorang yang membangun area tinggal di atas batu. Sedangkan orang yang mendengar tapi tidak melakukannya jikalau orang yang mendirikan area tinggal di atas pasir. Ketika kami melaksanakan perkataanNya di di dalam kehidupan kita, kami sudah membangun suatu basic yang kokoh di di dalam hati kami supaya dikala kami diperhadapkan terhadap suatu kasus kami bakal tetap berdiri teguh denganNya.
Ada lebih berasal berasal dari satu alasan mengapa seseorang cuma mendengar perkataanNya tapi tidak melakukannya. Sa;ah satu alasan berikut yakni karena kami tidak punyai ketulusan dan kerelaan hati untuk menyrnangkan hati Tuhan. Agar kami mampu mendengar dan melaksanakan perkataanNya tentang yang mampu kami melaksanakan yakni melatih kepekaan hati, pikiran dan pendengaran terhadap suara Tuhan, tidak mencari kesenangan diri sendiri bersama bersama tidak berfokus terhadap keuntungan yang bakal diperolehserta punyai ketulusan dan kerelaan hati untuk menyenangkan hati Tuhan bukan menyenangkan diri sendir. Marilah kami mendengar perkataanNya dan melakukannya di di dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.
Dengarkan suara Injil
Renungan 4
Mengampuni Karena Telah Dikasihi
Bacaan: Matius 18:21-35
"Bukankah engkau pun kudu mengasihani kawanmu seperti aku sudah mengasihani engkau?"
Matius 18:33
Mengampuni merupakan tentang yang ringan untuk diucapkan tapi kesusahan untuk dilakukan. Mengampuni bukan cuma cuman kata "aku sudah memaafkanmu" tapi termasuk punyai persentase arti yang terlalu dalam. Dengan mengampuni kami mampu mendapatkan sukacita dan kedamaian.
Kita kudu mengampuni sesama kami karena Allah sudah khususnya dahulu mengasihi kita. Karena kasih yang Ia beri tambahan bagi kita, Ia mengampuni dosa dan pelanggaran kita. Bukankah karena Ia mengampuni dosa kita, kami termasuk kudu mampu mengampuni sesama kita? Pada malam hari ini kami diajarkan untuk punyai hati yang mengampuni.
Kita kudu puas mengampuni dan mengasihi sesama kami karena Ia termasuk sudah mengasihi kami khususnya dahulu. Ia puas mengampuni masing-masing dosa dan pelanggaran yang kami perbuat karena kasihnya kepada kita. Bahkan Ia mengidamkan kami tetap mengampuni sesama kita. Ketika kami belum mampu mengampuni sesama kita, ingatlah bahwa Ia sudah mengasihi kami khususnya dahulu. Matius 18:35 "Maka Bapa-Ku yang di sorga bakal berbuat demikianlah termasuk terhadap kamu, jikalau kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu bersama bersama segenap hatimu." Jika kami tidak mampu mengampuni sesama kami maka kami bakal kehilangan kasih yang sudah Ia curahkan kepada kita. Oleh karena itu, ampunilah sesamamu karena Kristus sudah khususnya dahulu mengampunimu. Tuhan Yesus memberkati.
Baca termasuk : Kumpulan Khotbah Kristen 2019
Renungan 5
Menasihati Karena Mengasihi
Bacaan: Matius 18:15-20
"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau sudah mendapatnya kembali."
Matius 18:15
Terkadang kesusahan bagi kami untuk menasihati orang lain. Bukan cuma kepada orang yang tidak kami kenal, menasihati orang yang sudah kami kenal pun rasanya kesusahan untuk dilakukan. Akan banyak pertimbangan yang seringkali kami acuhkan jika kami kudu menasihati orang lain jadi kuatir dianggap paling benar, kuatir menyinggung perasaan khususnya kuatir dianggap cuma omong kosong semata.
Menasihati tidaklah tetap serupa termasuk bersama bersama sesuatu yang negatif, tapi menasihati merupakan tentang positif yang mampu membangun. Jika seseorang melaksanakan kesalahan apakah kami kudu membiarkannya berkesinambungan sampai terhadap seterusnya ia kehilangan tujuan di di dalam hidupnya? Menasihati orang lain bukan artinya kami menggurui orang berikut karena kami benar, manasihati merupakan bukti kami mengasihi sesama kita. Jika kami tidak menasihati orang yang melaksanakan kesalahan maka kami tidak bakal mendapatkannya ulang dan justru ia bakal terlepas bukan cuma berasal berasal dari kami melainkan termasuk berasal berasal dari Kasih Allah.
Jika kami mengasihi sesama kita, marilah kami menasihatinya jika ia sudah melaksanakan kesalahan supaya ia tetap nikmati kasih Allah bersama bersama bersama bersama kita. Menasihati orang lain haruslah kami melaksanakan bersama bersama kasih supaya ia puas menerimanya dan memahaminya. Oleh karena itu, kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mangasihi dirimu semdiri. Tuhan Yesus memberkati.
Doa Membawa KeindahanRenungan 6
Menabur dan Menuai
Bacaan: Matius 13:1-23
"Dan lebih berasal berasal dari satu jatuh di tanah yang baik sesudah itu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Matius 13:8
Pasti kami semua dulu mendengar contoh tentang seorang penabur. Mari kami ingat sedikit pengenai contoh ini. Ada seorang penabur yang menaburkan benihnya. Benih berikut ada yang ditaburkan di pinggir jalan, ada yang ditaburkan di tanah yang berbatu, ada yang ditaburkan di tengah semak duri dan yang paling akhir ditaburkan di tanah yang baik. Setiap benih yang ditaburkan berikut ada yang tumbuh tapi ada pula yang tidak tumbuh mengenai dimana si penabur menaburkan benihnya.
Perumpamaan ini bicara tentang kami sebagai manusia. Jika kami menabur kebaikan maka kami bakal memetik kebaikan juga, tapi jika kami menabur kejahatan tentu tentang yang kami dapatkan bukanlah tentang yang baik melainkan apa yang sudah kami perbuat.
Apa yang kami tabur itulah yang kami tuai dan kudu kami pertanggung jawabkan. Sama seperti Firman Allah yang ditaburkan di di dalam hati dan hidup kita. Firman itu bakal sebabkan kami bertumbuh atau khususnya tidak mampu sebabkan kami bertumbuh mengenai kepada diri kami bagaimana menabur Firman berikut di di dalam hati kita. Kiranya benih yang kami taburkan jatuh di tanah yang subur supaya kami mampu memetik tentang yang baik. Tuhan Yesus memberkati.
Baca termasuk : Ayat Alkitab Tentang Cinta
Renungan 7
Hal Mengikut Yesus
Bacaan: Matius 10:34-42
"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku berkunjung untuk mempunyai damai di atas bumi; Aku berkunjung bukan untuk mempunyai damai, melainkan pedang."
Matius 10:34
Mengikut Kristus bukanlah sesuatu tentang yang ringan untuk dilakukan. Saat mengikut Kristus jalan yang di lewati pun tidak tetap indah karena tentu bakal banyak kendala di dalamnya. Salah satu syarat untuk mengikut Kristus adalah menyangkal diri dan memikul salib. Kita kudu menyangkal diri kami sendiri jika kami mengidamkan mengikut Dia. Menyangkal diri artinya kami berusaha untuk tidak hidup menurut duniawi tapi hidup menurut kehendakNya. Memikul salib artinya kami tetap teguh dan sabar di di dalam menghadapi ujian hidup. Setiap orang punyai salibnya sendiri-sendiri. Sehingga komitmen kepada Kristus bakal teruji melalui seberapa kuat kami memikul salib yang Ia beri tambahan bagi kita.
Pada saat ini mungkin kami sering memandang orang yakin yang meninggalkan Kristus cuma karena kasus hidup yang dialaminya jadi berat seakan tak ada ulang jalan keluar. Tetap bertahan untuk mengikut Kristus atau justru meninggalkanNya merupakan pilihan yang ada di tangan kita..
Mengikut Kristus merupakan anugerah yang Ia beri tambahan bagi kita. Ketika kami bersedia untuk mengikutNya artinya kami sudah siap untuk terima apapun yangvIa beri tambahan baik itu tentang menyenangkan atau menyedihkan. Oleh karena itu, teguhkanlah hatimu jika mengidamkan mengikutNya supaya kamu jadi pengikut Kristus yang sejati. Tuhan Yesus memberkati.Renungan 8
Kekuatan di di dalam Doa
Bacaan: Yohanes 17:20-26
Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tapi termasuk untuk orang-orang, yang yakin kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
Yohanes 17:20
Setiap orang tentu dulu berdoa karena doa merupakan nafas kehidupan bagi orang percaya. Doa yang dipanjatkan oleh masing-masing orang itu tidak serupa mengenai berasal berasal dari apa kebutuhannya. Entah itu berdoa untuk dirinya sendiri, berdoa untuk keluarganya, berdoa untuk sesamanya, berdoa untuk wilayahnya supaya safe dan Tuhan memelihara khususnya berdoa bagi gerejanya.
Lalu sesungguhnya apa itu doa? Doa adalah wujud persekutuan kami bersama bersama Tuhan, bercakap-cakap atau berkomunikasi bersama bersama Tuhan dan merupakan berkat dan hak istimewa yang Tuhan berikan. Ketika kami berkomunikasi bersama bersama Tuhan, komunikasi yang kami melaksanakan bukanlah merupakan komunikasi satu arah melainkan komunikasi dua arah. Mengapa disebut sebagai konunikasi dua arah? Hal ini karena dikala kami berdoa kepada Tuhan, Ia termasuk bakal menjawab masing-masing doa yang kami panjatkan.
Lalu pertanyaannya saat ini adalah, kapankah kami kudu berdoa? Tentunya kami kudu berdoa masing-masing saat. Doa mampu dijalankan kapan saja dan dimana saja. Jika kami tidak sempat mengambil alih alih saat teduh, kami mampu berdoa di di di dalam hati meskipun tidak di di dalam sikap berdoa. Jika terhadap saat ini kami tidak memadai telaten berdoa, marilah kami jadi belajar untuk mengambil alih alih saat teduh sejenak untuk mengucap syukur atas apa yang sudah Ia beri tambahan kepada kita. Tuhan Yesus memberkati.
Baca termasuk : Ayat Alkitab Tentang Sahabat
Renungan 9
Kecewa
Bacaan: Habakuk 3:17-19
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, serupa sekali ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau berasal berasal dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi di di dalam kandang, tapi aku bakal bersorak-sorak di di di dalam Tuhan, beria-ria di di di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
Habakuk 3:17-18
Dalam kehidupan, tentu masing-masing kami dulu mengalami yang namanya kecewa. Baik orang muda ataupun orang tua seringkali mengalami kekecewaan. Entah itu dikecewakan oleh pasangan, dikecewakan oleh kawan khususnya dikecewakan oleh keluarga.
Kekecewaan ini kadang saat sebabkan jalinan kami bersama bersama sesama jadi renggang karena hilangnya kepercayaan yang terhadap awalnya ada. Kecewa yang berkesinambungan menerus ada di di dalam diri kami berangsur-angsur bakal jadi kepahitan karena kami tetap menyimpan kekecewaan itu tanpa puas melepaskannya.
Kekecewaan merupakan wujud respon kami terhadap sebuah suasana yang tidak sesuai bersama bersama harapan. Sehingga kami mampu menentukan untuk kecewa atau tidak. Ketika kami terlalu menghendaki kepada orang lain, justru yang kami dapati cuman kekecewaan. Oleh karena itu, berharaplah kepada Tuhan yang tidak bakal dulu mengecewakan kita.
Jika doa kami belum dijawab olehNya dan jika apa yang berlangsung dan tengah kami alami terhadap saat ini tidak sesuai bersama bersama permohonan kita, janganlah kami jadi kecewa. Tuhan sudah mengijinkannyan berlangsung supaya kuasaNya jadi nyata di di dalam kelemahan kita. Tetaplah yakin dan menghendaki dan juga berserah kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati.Renungan 10
Takut
Bacaan: Mazmur 118:5-9
“Jangan kuatir terhadap apa yang kudu engkau derita! Sesungguhnya Iblis bakal melemparkan lebih berasal berasal dari satu orang berasal berasal dari antaramu ke di di dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu bakal mendapatkan kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku bakal mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”
Wahyu 2:10
Takut merupakan suatu respon terhadap suatu stimulan tertentu seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Rasa kuatir merupakan tidak benar satu emosi basic tak cuma rasa marah, sedih dan bahagia. Dapat diambil kesimpulan bahwa ketakutan adalah suatu respon emosi seseorang terhadap suatu ancaman.
Memang benar jika ketakutan merupakan tentang yang tidak mampu dipisahkan di di dalam diri manusia. Rasa kuatir itu khususnya mampu saja keluar masing-masing hari di di dalam kehidupan manusia. Namun, jika kami berkesinambungan melepaskan ketakutan itu menguasai diri kami justru ketakutan itu bakal sebabkan kami tidak mampu melangkah maju ke depan. Ketakutan itu bakal menahan kami untuk mampu merasakan kasih dan kuasa Allah.
Mari kami mengikis rasa kuatir itu. Kita gantikan ketakutan yang kami punyai bersama bersama keberanian berasal berasal dari Allah. Daripada kami kuatir bakal hari esok atau bakal apa yang bakal berlangsung bersama bersama diri kami lebih baik kami gantikan bersama bersama rasa kuatir kami kepada Tuhan. Ketika kami punyai rasa kuatir kepada Tuhan, kami bakal berusaha untuk menyenangkan hatiNya dan berlaku seturut denganNya. Bukankan kuatir bakal Tuhan yang sesungguhnya di inginkan olehNya? Tuhan Yesus memberkati.
Renungan Malam Bagian 2

Tidak ada komentar