KHOTBAH KRISTEN
Khotbah Kristen





Ketakutan

Bacaan: Mazmur 118:5-9



“Jangan cemas pada apa yang perlu engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan lebih berasal dari satu orang berasal berasal dari antaramu ke di didalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan mendapatkan ada gangguan sepanjang sepuluh hari. Hendaklah engkau setia hingga mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”

Wahyu 2:10



Takut merupakan suatu respon pada suatu semangat khusus layaknya rasa sakit atau ancaman bahaya. Rasa cemas merupakan tidak benar satu emosi dasar tak cuma rasa marah, sedih dan bahagia. Dapat diambil alih alih asumsi bahwa kekuatiran adalah suatu respon emosi seseorang pada suatu ancaman. Saya yakin kita seluruh sebagai manusia tentu dulu mengalami kekuatiran atau rasa takut.



Rasa cemas yang dialami masing-masing orang berbeda-beda tentang berasal berasal dari responnya pada suatu suasana tertentu. Ketika rasa cemas menguasai seseorang, umumnya orang itu tidak dapat berpikir bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan logis.



Ketika kekuatiran muncul, adakalanya seseorang dapat mengambil alih alih alih cara yang tidak cocok bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan Firman Tuhan.



Misalnya saja selagi seseorang cemas oleh binatang dan ada binatang yang tidak disukainya mengejar, orang sesudah itu akan mengeluarkan umpatan atau kata kasar lainnya. Ketika seseorang cemas akan hari esok gara-gara perlu membayar hutang orang sesudah itu akan mencari cara untuk mendapatkan duit jikalau saja bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan mencuri.



Sayapun dulu mengalami rasa cemas dan selagi rasa cemas itu makin lama membesar akhirnya saya perlu berbohong untuk menutupi kekuatiran yang saya rasakan.



Lalu sebenarnya mengapa seseorang dapat menjadi takut?



Seseorang dapat menjadi cemas gara-gara menjadi sedang berhadapan bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan suatu berkenaan lebih-lebih seseorang yang jauh lebih kuat, jauh lebih besar dan jauh lebih besar dibandingkan bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan dirinya. Orang sesudah itu menjadi dirinya lemah, kecil, tidak berdaya dan tidak memiliki apa-apa itu menandingi atau mengalahkan suatu berkenaan yang membuatnya ketakutan. Bisa saya suatu berkenaan atau seseorang itu melaksanakan ancaman atau serangan pada diri kita supaya kita menjadi di didalam bahaya dan sekuat tenaga mengusahakan untuk menjaga diri berasal berasal dari ancaman tersebut. Misalnya saja selagi seseorang divonis oleh dokter bahwa ia memiliki penyakit beresiko dan usianya tinggal dua bulan lagi.



Apa yang akan dijalankan oleh orang itu?



Pasti orang itu akan kekuatiran dan mengusahakan semaksimal bisa saja lebih-lebih berkenan mengeluarkan banyak duit supaya penyakitnya dapat pulih dan ia dapat hidup lebih lama lagi. Beda halnya jikalau orang sesudah itu cuma mengalami demam atau flu.



Orang sesudah itu tentu tidak akan menjadi cemas dan tetap tenang di didalam menghadapinya.



Mengapa dapat begitu?



Ini gara-gara apa yang dialami dan dirasakan bukanlah suatu berkenaan yang besar dan mengancam diri kita. Dalam Lukas 12:4-5 dikatakan demikian “Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu cemas pada mereka yang dapat membunuh tubuh dan sesudah itu tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang perlu kamu takuti. Takutilah Dia, yang sesudah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke di didalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!” Dalam ayat sesudah itu udah paham disebutkan bahwa kita tidak perlu cemas akan apapun. Yang perlu kita takuti adalah Tuhan Allah kita yang berkuasa atas hidup dan kehidupan kita.



Macam-macam Ketakutan


Setiap manusia tentu saja akan mengalami rasa takut. Rasa cemas itu lumrah dan sebenarnya diperlukan untuk memberitahu kita akan ada suatu bahaya supaya bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan ada rasa cemas kita menjadi waspada akan suatu hal. Namun, selagi kekuatiran itu udah terlampau menguasai kita, kita perlu coba menghilangkannya gara-gara kekuatiran dapat membahayakan kesehatan kita jikalau rasa cemas itu udah tidak wajar. Berikut ini merupakan macam-macam kekuatiran yang sebaiknya kita buang.



1. Takut gagal


Manusia tentu cemas untuk gagal. Ketika coba suatu berkenaan yang baru berkenaan yang tentu muncul di didalam asumsi manusia yaitu kegagalan. Jika kita berkesinambungan menjadi cemas gagal sebelum akan selagi akan mencobanya sesudah itu kapan kita akan berkembang? Jika kita terlampau cemas untuk gagal maka kamu akan kecewa bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan hasil yang akan didapatkan nantinya. Sama halnya bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan Musa. Ketika Tuhan mengutus Musa untuk membiarkan bangsa Israel, Musa sangsi dan menjadi takut. Bahkan Musa berkata “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus. (Keluaran 4:13)” Ketika Musa berkata demikian, Tuhan pun marah dan menyuruh pergi bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan kakaknya Harun. Pasti tidak benar satu kita termasuk ada yang layaknya Musa menjadi cemas sebelum akan selagi akan mencoba. Namun, berkenaan yang perlu kita percayai adalah Tuhan senantiasa menyertai kita dan segala pekerjaan yang kita lakukan.



Oleh gara-gara itu, janganlah kita cemas gagal cuma gara-gara kita menjadi diri kita lemah dan tidak memiliki potensi.



2. Takut untuk berubah


Perubahan adalah suatu berkenaan yang perlu akan kita alami. Ketika seseorang cemas untuk berubah, artinya orang sesudah itu cemas untuk berkembang. lukan Perubahan bukanlah suatu berkenaan yang perlu ditakutkan. Justru pergantian kita perlukan untuk bertumbuh dab berkembang. Berubah yang kita jalani haruslah pergantian ke arah yang positif. Dalam berkenaan ini beralih perlu menjadikan kita teristimewa yang lebih baik ulang dibandingkan sebelumnya. Kita perlu belajar berasal berasal dari Paulus. Paulus saja berani mempengaruhi hidupnya selagi Tuhan memanggil dia untuk melayaniNya, sesudah itu apakah kita senantiasa cemas untuk berubah?



3. Takut akan jaman lalu


Tidak sedikit tidak benar satu kita cemas akan jaman lalu. Masa sesudah itu seolah menjadi kenangan tidak baik dan momok menakutkan yang menghantui kehidupan kita. Terkadang jaman sesudah itu itulah yang mengakibatkan kita tidak berkembang gara-gara berkesinambungan menyalahkan diri sendiri atas jaman sesudah itu yang terjadi. Lukas 19:1-10 bercerita berkenaan Zakheus. Ia merupakan kepala pemungut cukai dan banyak orang memanggil Zakheus sebagai orang berdosa.



Namun, apa yang dijalankan Zakheus?



Zakheus senantiasa melangkah maju dan mengusahakan untuk menyaksikan Yesus. Ia mengusahakan untuk senantiasa melangah lebih-lebih selagi orang lain menganggapnya sebagai manusia berdosa. Masa sesudah itu bukanlah penghalang bagi Zakheus untuk yakin kepada Allah. Kitapun termasuk mestinya layaknya itu. Jangan jadikan jaman sesudah itu sebagai alasan untuk tidak maju dan berkembang. Bukankah jaman depan jauh lebih perlu berasal berasal dari jaman lalu?



4.Takut diremehkan orang lain 


Perasaan cemas ini akan mengakibatkan seseorang menjadi tidak lumayan yakin diri. Orang sesudah itu akan minder dan tidak berani untuk melangkah. Mari kita ingat ulang berkenaan kisah Daud yang melawan Goliat. Saat Daud berkata kepada Saul untuk melawan Goliat apa respon Saul?



Saul malah remehkan Daud “Tidak bisa saja engkau dapat hadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, gara-gara engkau tetap muda, sedang dia sejak berasal berasal dari jaman mudanya udah menjadi prajurit. (1 Samuel 17:33)” Jika kita ada diposisi Daud pada selagi itu apakah yang akan kita lakukan? Mungkin kita kan menjadi minder sesudah itu berkata “Ah iya benar katamu, jikalau begitu lebih baik saya diam saja.” Beda halnya bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan Daud. Ia senantiasa yakin pada dirinya sendiri lebih-lebih senantiasa maju untuk melawan Goliat. Karena penyertaan Tuhan pula Daun menang dan dapat mengalahkan Goliat. Kitapun termasuk perlu layaknya itu.



Jangan cemas selagi orang lain remehkan kita. Buktikanlah jikalau kita dapat melaksanakan apa yang tidak bisa saja bagi mereka.



5. Takut akan penolakan

Setiap orang baik saya maupun kamu tentu cemas akan namanya penolakan. Entah itu cemas tidak diterima oleh pekerjaan yang diinginkan, cemas tidak diterima di didalam suatu komunitas ataupun cemas tidak diterima oleh orang yang dikasihi. Perasaan cemas ini kerap kadang mengakibatkan seseorang mengusahakan untuk tidak menunjukkan kekurangannya lebih-lebih ada pula yang mengusahakan untuk menjadi orang lain. Yesuspun dulu tidak diterima selagi berada di Nazaret.



Namun apa yang dilakukanNya?



Ia tidak cemas lebih-lebih tidak gentar sedikitpun. Apapun yang terjadi serahkanlah sepenuhnya kepada Tuhan. Ketika seluruh orang menolakmu lebih-lebih duniapun menolakmu, ingatlah bahwa Tuhan akan senantiasa menerimamu bagaimanapun keadaanmu.



6. Takut untuk memilih


Setiap orang tentu akan senantiasa dihadapkan oleh suatu pilihan. Dari selagi membuka matanya, manusia akan dihadapkan oleh dua lebih-lebih lebih pilihan yang perlu dipilih. Namun, kita kerap kadang tetap cemas untuk memilih. Kita cemas pilihan yang kita ambil justru itu bukanlah pilihan yang baik. Jika kita menjadi cemas untuk memilih, marilah kita minta hikmat Tuhan supaya kita dapat menentukan yang baik seturut bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan kehendakNya.



7. Takut memiliki mimpi


Setiap orang tentu memiliki mimpi. Sejak kecil bisa saja tidak benar satu kita banyak yang memiliki mimpi. Namun, tak sedikit termasuk tidak benar satu kita cemas untuk bermimpi. Bermimpi akan suatu berkenaan bukanlah berkenaan yang salah. Bahkan ada pepatah yang berkata demikian ”Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh tidak benar satu bintang-bintang.” Yakub bermimpi untuk dapat menikahi Rahel hingga ia bersedia bekerja pada Laban tujuh tahun lamanya. Setelah tujuh tahun apa yang terjadi? Laban malah memberikan Lea anaknya yang lain. Namun gara-gara cintanyakepada Rahel iapun bekerja ulang sepanjang tujun tahun lamanya. Karena pengharapan dan sikap yang tidak ringan menyerah yang dimiliki oleh Yakub akhirnya Yakub dapat menikahi Rahel. Jika kita sebenarnya memiliki mimpi, jangan cemas dan kejarlah mimpi itu hingga mendapatkannya. Karena menyerah kepada mimpi yang kita memiliki bukanlah suatu keputusan yang tepat.



8. Takut akan jaman depan


“Karena jaman depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. (Amsal 23:18)” Disini paham tertera bahwa jaman depan sungguh ada gara-gara Tuhan udah menanggung jaman depan kita. Sebagai manusia kerap kadang kita cemas akan jaman depan yang menanti kita. Kita cemas akan apa yang akan terjadi dikemudian hari gara-gara pada hari ini kita menjadi tidak sangguh dan lemah.



Terkadang kita menjadi tidak memiliki jaman depan supaya kita menentukan untuk tidak melaksanakan apa-apa. Namun di didalam ayat sesudah itu paham dikatakan bahwa jaman depan sungguh ada bagi kita seluruh yang yakin kepadaNya. Bangsa Israel selagi ada di padang gurun termasuk dulu menjadi demikian. Ketika mereka di padang gurun, di belakang mereka terdapat pasukan Mesir yang siap untuk membunuh mereka.



Namun, di depan mereka ada laut Teberau yang tidak bisa saja dapat mereka lewati.



Karena diperhadapkan di sedang suasana yang tidak terlampau bisa saja ini, bangsa Israel menjadi takut. Yang ada di asumsi mereka adalah kematian yang mengerikan dan mereka tidak memiliki harapan ulang untuk jaman depan mereka. Mereka lupa bahwa Tuhan senantiasa menyertai mereka di padang gurun. Pada siang hari Tuhan menyertai mereka bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan tiang awan dan pada malam hari Tuhan menyertai mereka bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan tiang api. Ketika kita menyerahkan jaman depan kita kepada Tuhan sepenuhnya, kita tidak perlu cemas akan jaman depan itu gara-gara Tuhan tentu akan sedia kan jaman depan yang indah bagi anak-anakNya.



Cara Untuk Mengatasi Rasa Takut

Ketakutan yang dimiliki oleh manusia tentu saja perlu diatasi. Lalu bagaimana cara kita untuk mengatasinya?



1. Memiliki Iman di di didalam Yesus


Dalam Matius 8:26 Yesus menanyakan kepada murid-muridNya “Mengapa kamu takut, kamu yang tidak lumayan percaya?” Sekarang mari balikkan pertanyaan itu kepada kita. Jika Tuhan menanyakan layaknya itu apa yang akan kita jawab? Ketika kita memiliki iman kepada Yesus, kita tentu tidak akan cemas untuk merintis hidup ini. Kita akan yakin bahwa Tuhan akan memelihara dan menyertai kita kapanpun dan dimanapun kita berada.



2. Memiliki prinsip hingga akhir kepada Yesus


Dalam Wahyu 2:10 Yesus menyuruh kita untuk setia hingga mati kepadaNya. Ketakutan yang kita rasakan merupakan rancangan Iblis untuk hindari kita berasal berasal dari Allah. Ketika manusia merasakan rasa takut, manusia akan melaksanakan tindakan yang tidak berkenan dan seturut firmanNya. Oleh gara-gara itu, marilah kita menunjukkan prinsip kita kepada Allah hingga akhir hidup kita. Jangan biarkan iblis sukses menangani kita berasal berasal dari kasih Allah cuma rasa cemas yang kita miliki.





Memang benar jikalau kekuatiran merupakan berkenaan yang tidak dapat dipisahkan di didalam diri manusia. Rasa cemas itu lebih-lebih dapat saja muncul masing-masing hari di didalam kehidupan manusia. Baik sebenarnya memiliki rasa cemas gara-gara rasa cemas merupakan respon kita pada suatu suasana yang dapat membahayakan bagi kita. Namun, jikalau kita berkesinambungan membiarkan kekuatiran itu menguasai diri kita justru kekuatiran itu akan mengakibatkan kita tidak dapat melangkah maju ke depan.



Ketakutan itu akan menghindar kita untuk dapat merasakan kasih dan kuasa Allah. Jika kita cemas akan hari esok atau akan jaman depan yang akan kita hadapi kelak, ingatlah bahwa Tuhan udah menanggung jaman depan kita. Bahkan di didalam Matius 6:34 disebutkan demikian “Sebab itu janganlah kamu cemas akan hari besok, gara-gara hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”



Hari esok yang kita jalani udah Tuhan atur. Satu berkenaan yang perlu diingat bahwa di didalam segala suasana lebih-lebih di didalam suasana terburuk sekalipun Tuhan senantiasa menyertai kita. Jangan menjadi kita sendirian dan tidak memiliki siapa-siapa. Tuhan senantiasa beserta kita disetiap detik kehidupan kita, lebih-lebih sehelai rambut yang kita memiliki Tuhan paham jumlahnya.



Jangan biarkan kekuatiran yang kita memiliki justru menghindar kita untuk merasakan kasih Bapa. Agar kita tidak menjadi takut, senantiasalah dekat denganNya gara-gara ketenangan akan kita dapatkan jikalau kita senantiasa dekat denganNya.



Ketika kekuatiran berkesinambungan ada, kekuatiran cuma mengakibatkan kita lemah dan kalah sebelum akan selagi akan coba lebih-lebih kita bosa menjadi lupa akan kehadiran penyertaan Tuhan. Mari kita melenyapkan rasa cemas itu. Kita gantikan kekuatiran yang kita memiliki bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan keberanian berasal berasal dari Allah. Daripada kita cemas akan hari esok atau akan apa yang akan terjadi bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan diri kita lebih baik kita gantikan bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan rasa cemas kita kepada Tuhan. Ketika kita memiliki rasa cemas kepada Tuhan, kita akan mengusahakan untuk menggembirakan hatiNya dan berlaku seturut denganNya. Bukankan cemas akan Tuhan yang sebenarnya di idamkan olehNya? Tuhan Yesus memberkati.
  

Kumpulan Khotbah Kristen Terbaru dan Terbaik


KHOTBAH KRISTEN
Khotbah Kristen





Ketakutan

Bacaan: Mazmur 118:5-9



“Jangan cemas pada apa yang perlu engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan lebih berasal dari satu orang berasal berasal dari antaramu ke di didalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan mendapatkan ada gangguan sepanjang sepuluh hari. Hendaklah engkau setia hingga mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”

Wahyu 2:10



Takut merupakan suatu respon pada suatu semangat khusus layaknya rasa sakit atau ancaman bahaya. Rasa cemas merupakan tidak benar satu emosi dasar tak cuma rasa marah, sedih dan bahagia. Dapat diambil alih alih asumsi bahwa kekuatiran adalah suatu respon emosi seseorang pada suatu ancaman. Saya yakin kita seluruh sebagai manusia tentu dulu mengalami kekuatiran atau rasa takut.



Rasa cemas yang dialami masing-masing orang berbeda-beda tentang berasal berasal dari responnya pada suatu suasana tertentu. Ketika rasa cemas menguasai seseorang, umumnya orang itu tidak dapat berpikir bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan logis.



Ketika kekuatiran muncul, adakalanya seseorang dapat mengambil alih alih alih cara yang tidak cocok bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan Firman Tuhan.



Misalnya saja selagi seseorang cemas oleh binatang dan ada binatang yang tidak disukainya mengejar, orang sesudah itu akan mengeluarkan umpatan atau kata kasar lainnya. Ketika seseorang cemas akan hari esok gara-gara perlu membayar hutang orang sesudah itu akan mencari cara untuk mendapatkan duit jikalau saja bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan mencuri.



Sayapun dulu mengalami rasa cemas dan selagi rasa cemas itu makin lama membesar akhirnya saya perlu berbohong untuk menutupi kekuatiran yang saya rasakan.



Lalu sebenarnya mengapa seseorang dapat menjadi takut?



Seseorang dapat menjadi cemas gara-gara menjadi sedang berhadapan bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan suatu berkenaan lebih-lebih seseorang yang jauh lebih kuat, jauh lebih besar dan jauh lebih besar dibandingkan bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan dirinya. Orang sesudah itu menjadi dirinya lemah, kecil, tidak berdaya dan tidak memiliki apa-apa itu menandingi atau mengalahkan suatu berkenaan yang membuatnya ketakutan. Bisa saya suatu berkenaan atau seseorang itu melaksanakan ancaman atau serangan pada diri kita supaya kita menjadi di didalam bahaya dan sekuat tenaga mengusahakan untuk menjaga diri berasal berasal dari ancaman tersebut. Misalnya saja selagi seseorang divonis oleh dokter bahwa ia memiliki penyakit beresiko dan usianya tinggal dua bulan lagi.



Apa yang akan dijalankan oleh orang itu?



Pasti orang itu akan kekuatiran dan mengusahakan semaksimal bisa saja lebih-lebih berkenan mengeluarkan banyak duit supaya penyakitnya dapat pulih dan ia dapat hidup lebih lama lagi. Beda halnya jikalau orang sesudah itu cuma mengalami demam atau flu.



Orang sesudah itu tentu tidak akan menjadi cemas dan tetap tenang di didalam menghadapinya.



Mengapa dapat begitu?



Ini gara-gara apa yang dialami dan dirasakan bukanlah suatu berkenaan yang besar dan mengancam diri kita. Dalam Lukas 12:4-5 dikatakan demikian “Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu cemas pada mereka yang dapat membunuh tubuh dan sesudah itu tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang perlu kamu takuti. Takutilah Dia, yang sesudah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke di didalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!” Dalam ayat sesudah itu udah paham disebutkan bahwa kita tidak perlu cemas akan apapun. Yang perlu kita takuti adalah Tuhan Allah kita yang berkuasa atas hidup dan kehidupan kita.



Macam-macam Ketakutan


Setiap manusia tentu saja akan mengalami rasa takut. Rasa cemas itu lumrah dan sebenarnya diperlukan untuk memberitahu kita akan ada suatu bahaya supaya bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan ada rasa cemas kita menjadi waspada akan suatu hal. Namun, selagi kekuatiran itu udah terlampau menguasai kita, kita perlu coba menghilangkannya gara-gara kekuatiran dapat membahayakan kesehatan kita jikalau rasa cemas itu udah tidak wajar. Berikut ini merupakan macam-macam kekuatiran yang sebaiknya kita buang.



1. Takut gagal


Manusia tentu cemas untuk gagal. Ketika coba suatu berkenaan yang baru berkenaan yang tentu muncul di didalam asumsi manusia yaitu kegagalan. Jika kita berkesinambungan menjadi cemas gagal sebelum akan selagi akan mencobanya sesudah itu kapan kita akan berkembang? Jika kita terlampau cemas untuk gagal maka kamu akan kecewa bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan hasil yang akan didapatkan nantinya. Sama halnya bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan Musa. Ketika Tuhan mengutus Musa untuk membiarkan bangsa Israel, Musa sangsi dan menjadi takut. Bahkan Musa berkata “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus. (Keluaran 4:13)” Ketika Musa berkata demikian, Tuhan pun marah dan menyuruh pergi bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan kakaknya Harun. Pasti tidak benar satu kita termasuk ada yang layaknya Musa menjadi cemas sebelum akan selagi akan mencoba. Namun, berkenaan yang perlu kita percayai adalah Tuhan senantiasa menyertai kita dan segala pekerjaan yang kita lakukan.



Oleh gara-gara itu, janganlah kita cemas gagal cuma gara-gara kita menjadi diri kita lemah dan tidak memiliki potensi.



2. Takut untuk berubah


Perubahan adalah suatu berkenaan yang perlu akan kita alami. Ketika seseorang cemas untuk berubah, artinya orang sesudah itu cemas untuk berkembang. lukan Perubahan bukanlah suatu berkenaan yang perlu ditakutkan. Justru pergantian kita perlukan untuk bertumbuh dab berkembang. Berubah yang kita jalani haruslah pergantian ke arah yang positif. Dalam berkenaan ini beralih perlu menjadikan kita teristimewa yang lebih baik ulang dibandingkan sebelumnya. Kita perlu belajar berasal berasal dari Paulus. Paulus saja berani mempengaruhi hidupnya selagi Tuhan memanggil dia untuk melayaniNya, sesudah itu apakah kita senantiasa cemas untuk berubah?



3. Takut akan jaman lalu


Tidak sedikit tidak benar satu kita cemas akan jaman lalu. Masa sesudah itu seolah menjadi kenangan tidak baik dan momok menakutkan yang menghantui kehidupan kita. Terkadang jaman sesudah itu itulah yang mengakibatkan kita tidak berkembang gara-gara berkesinambungan menyalahkan diri sendiri atas jaman sesudah itu yang terjadi. Lukas 19:1-10 bercerita berkenaan Zakheus. Ia merupakan kepala pemungut cukai dan banyak orang memanggil Zakheus sebagai orang berdosa.



Namun, apa yang dijalankan Zakheus?



Zakheus senantiasa melangkah maju dan mengusahakan untuk menyaksikan Yesus. Ia mengusahakan untuk senantiasa melangah lebih-lebih selagi orang lain menganggapnya sebagai manusia berdosa. Masa sesudah itu bukanlah penghalang bagi Zakheus untuk yakin kepada Allah. Kitapun termasuk mestinya layaknya itu. Jangan jadikan jaman sesudah itu sebagai alasan untuk tidak maju dan berkembang. Bukankah jaman depan jauh lebih perlu berasal berasal dari jaman lalu?



4.Takut diremehkan orang lain 


Perasaan cemas ini akan mengakibatkan seseorang menjadi tidak lumayan yakin diri. Orang sesudah itu akan minder dan tidak berani untuk melangkah. Mari kita ingat ulang berkenaan kisah Daud yang melawan Goliat. Saat Daud berkata kepada Saul untuk melawan Goliat apa respon Saul?



Saul malah remehkan Daud “Tidak bisa saja engkau dapat hadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, gara-gara engkau tetap muda, sedang dia sejak berasal berasal dari jaman mudanya udah menjadi prajurit. (1 Samuel 17:33)” Jika kita ada diposisi Daud pada selagi itu apakah yang akan kita lakukan? Mungkin kita kan menjadi minder sesudah itu berkata “Ah iya benar katamu, jikalau begitu lebih baik saya diam saja.” Beda halnya bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan Daud. Ia senantiasa yakin pada dirinya sendiri lebih-lebih senantiasa maju untuk melawan Goliat. Karena penyertaan Tuhan pula Daun menang dan dapat mengalahkan Goliat. Kitapun termasuk perlu layaknya itu.



Jangan cemas selagi orang lain remehkan kita. Buktikanlah jikalau kita dapat melaksanakan apa yang tidak bisa saja bagi mereka.



5. Takut akan penolakan

Setiap orang baik saya maupun kamu tentu cemas akan namanya penolakan. Entah itu cemas tidak diterima oleh pekerjaan yang diinginkan, cemas tidak diterima di didalam suatu komunitas ataupun cemas tidak diterima oleh orang yang dikasihi. Perasaan cemas ini kerap kadang mengakibatkan seseorang mengusahakan untuk tidak menunjukkan kekurangannya lebih-lebih ada pula yang mengusahakan untuk menjadi orang lain. Yesuspun dulu tidak diterima selagi berada di Nazaret.



Namun apa yang dilakukanNya?



Ia tidak cemas lebih-lebih tidak gentar sedikitpun. Apapun yang terjadi serahkanlah sepenuhnya kepada Tuhan. Ketika seluruh orang menolakmu lebih-lebih duniapun menolakmu, ingatlah bahwa Tuhan akan senantiasa menerimamu bagaimanapun keadaanmu.



6. Takut untuk memilih


Setiap orang tentu akan senantiasa dihadapkan oleh suatu pilihan. Dari selagi membuka matanya, manusia akan dihadapkan oleh dua lebih-lebih lebih pilihan yang perlu dipilih. Namun, kita kerap kadang tetap cemas untuk memilih. Kita cemas pilihan yang kita ambil justru itu bukanlah pilihan yang baik. Jika kita menjadi cemas untuk memilih, marilah kita minta hikmat Tuhan supaya kita dapat menentukan yang baik seturut bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan kehendakNya.



7. Takut memiliki mimpi


Setiap orang tentu memiliki mimpi. Sejak kecil bisa saja tidak benar satu kita banyak yang memiliki mimpi. Namun, tak sedikit termasuk tidak benar satu kita cemas untuk bermimpi. Bermimpi akan suatu berkenaan bukanlah berkenaan yang salah. Bahkan ada pepatah yang berkata demikian ”Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh tidak benar satu bintang-bintang.” Yakub bermimpi untuk dapat menikahi Rahel hingga ia bersedia bekerja pada Laban tujuh tahun lamanya. Setelah tujuh tahun apa yang terjadi? Laban malah memberikan Lea anaknya yang lain. Namun gara-gara cintanyakepada Rahel iapun bekerja ulang sepanjang tujun tahun lamanya. Karena pengharapan dan sikap yang tidak ringan menyerah yang dimiliki oleh Yakub akhirnya Yakub dapat menikahi Rahel. Jika kita sebenarnya memiliki mimpi, jangan cemas dan kejarlah mimpi itu hingga mendapatkannya. Karena menyerah kepada mimpi yang kita memiliki bukanlah suatu keputusan yang tepat.



8. Takut akan jaman depan


“Karena jaman depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. (Amsal 23:18)” Disini paham tertera bahwa jaman depan sungguh ada gara-gara Tuhan udah menanggung jaman depan kita. Sebagai manusia kerap kadang kita cemas akan jaman depan yang menanti kita. Kita cemas akan apa yang akan terjadi dikemudian hari gara-gara pada hari ini kita menjadi tidak sangguh dan lemah.



Terkadang kita menjadi tidak memiliki jaman depan supaya kita menentukan untuk tidak melaksanakan apa-apa. Namun di didalam ayat sesudah itu paham dikatakan bahwa jaman depan sungguh ada bagi kita seluruh yang yakin kepadaNya. Bangsa Israel selagi ada di padang gurun termasuk dulu menjadi demikian. Ketika mereka di padang gurun, di belakang mereka terdapat pasukan Mesir yang siap untuk membunuh mereka.



Namun, di depan mereka ada laut Teberau yang tidak bisa saja dapat mereka lewati.



Karena diperhadapkan di sedang suasana yang tidak terlampau bisa saja ini, bangsa Israel menjadi takut. Yang ada di asumsi mereka adalah kematian yang mengerikan dan mereka tidak memiliki harapan ulang untuk jaman depan mereka. Mereka lupa bahwa Tuhan senantiasa menyertai mereka di padang gurun. Pada siang hari Tuhan menyertai mereka bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan tiang awan dan pada malam hari Tuhan menyertai mereka bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan tiang api. Ketika kita menyerahkan jaman depan kita kepada Tuhan sepenuhnya, kita tidak perlu cemas akan jaman depan itu gara-gara Tuhan tentu akan sedia kan jaman depan yang indah bagi anak-anakNya.



Cara Untuk Mengatasi Rasa Takut

Ketakutan yang dimiliki oleh manusia tentu saja perlu diatasi. Lalu bagaimana cara kita untuk mengatasinya?



1. Memiliki Iman di di didalam Yesus


Dalam Matius 8:26 Yesus menanyakan kepada murid-muridNya “Mengapa kamu takut, kamu yang tidak lumayan percaya?” Sekarang mari balikkan pertanyaan itu kepada kita. Jika Tuhan menanyakan layaknya itu apa yang akan kita jawab? Ketika kita memiliki iman kepada Yesus, kita tentu tidak akan cemas untuk merintis hidup ini. Kita akan yakin bahwa Tuhan akan memelihara dan menyertai kita kapanpun dan dimanapun kita berada.



2. Memiliki prinsip hingga akhir kepada Yesus


Dalam Wahyu 2:10 Yesus menyuruh kita untuk setia hingga mati kepadaNya. Ketakutan yang kita rasakan merupakan rancangan Iblis untuk hindari kita berasal berasal dari Allah. Ketika manusia merasakan rasa takut, manusia akan melaksanakan tindakan yang tidak berkenan dan seturut firmanNya. Oleh gara-gara itu, marilah kita menunjukkan prinsip kita kepada Allah hingga akhir hidup kita. Jangan biarkan iblis sukses menangani kita berasal berasal dari kasih Allah cuma rasa cemas yang kita miliki.





Memang benar jikalau kekuatiran merupakan berkenaan yang tidak dapat dipisahkan di didalam diri manusia. Rasa cemas itu lebih-lebih dapat saja muncul masing-masing hari di didalam kehidupan manusia. Baik sebenarnya memiliki rasa cemas gara-gara rasa cemas merupakan respon kita pada suatu suasana yang dapat membahayakan bagi kita. Namun, jikalau kita berkesinambungan membiarkan kekuatiran itu menguasai diri kita justru kekuatiran itu akan mengakibatkan kita tidak dapat melangkah maju ke depan.



Ketakutan itu akan menghindar kita untuk dapat merasakan kasih dan kuasa Allah. Jika kita cemas akan hari esok atau akan jaman depan yang akan kita hadapi kelak, ingatlah bahwa Tuhan udah menanggung jaman depan kita. Bahkan di didalam Matius 6:34 disebutkan demikian “Sebab itu janganlah kamu cemas akan hari besok, gara-gara hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”



Hari esok yang kita jalani udah Tuhan atur. Satu berkenaan yang perlu diingat bahwa di didalam segala suasana lebih-lebih di didalam suasana terburuk sekalipun Tuhan senantiasa menyertai kita. Jangan menjadi kita sendirian dan tidak memiliki siapa-siapa. Tuhan senantiasa beserta kita disetiap detik kehidupan kita, lebih-lebih sehelai rambut yang kita memiliki Tuhan paham jumlahnya.



Jangan biarkan kekuatiran yang kita memiliki justru menghindar kita untuk merasakan kasih Bapa. Agar kita tidak menjadi takut, senantiasalah dekat denganNya gara-gara ketenangan akan kita dapatkan jikalau kita senantiasa dekat denganNya.



Ketika kekuatiran berkesinambungan ada, kekuatiran cuma mengakibatkan kita lemah dan kalah sebelum akan selagi akan coba lebih-lebih kita bosa menjadi lupa akan kehadiran penyertaan Tuhan. Mari kita melenyapkan rasa cemas itu. Kita gantikan kekuatiran yang kita memiliki bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan keberanian berasal berasal dari Allah. Daripada kita cemas akan hari esok atau akan apa yang akan terjadi bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan diri kita lebih baik kita gantikan bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan rasa cemas kita kepada Tuhan. Ketika kita memiliki rasa cemas kepada Tuhan, kita akan mengusahakan untuk menggembirakan hatiNya dan berlaku seturut denganNya. Bukankan cemas akan Tuhan yang sebenarnya di idamkan olehNya? Tuhan Yesus memberkati.
  

Tidak ada komentar