Ayat Alkitab Tentang Kematian Dan Pengharapan
AYAT ALKITAB TENTANG KEMATIAN
Kematian
Bacaan: 2 Korintus 5:1-10
“Karena kami tahu, bahwa jikalau kemah area kediaman kami di bumi dibongkar, Allah udah sedia kan suatu area kediaman di sorga bagi kita, suatu area kediaman yang kekal, yang tidak dibikin oleh tangan manusia.”
2 Korintus 5:1
Setiap manusia tentu kelak akan mengalami kematian gara-gara tidak ada satupun manusia yang sanggup hidup kekal di bumi. Ketika manusia lagi ke area tinggal Bapa di sorga, ia akan meninggalkan semua yang ia membawa di dunia. Harta terlebih jabatan tidak sanggup menghentikan kematian yang udah menunggu kita. Waktu Tuhan seperti pencuri sehingga kami wajib berjaga-jaga sehingga kelak kami sanggup tinggal dengan dengan di area tinggal Bapa di kehidupan yang kekal. Dalam Wahyu 3:3 tahu disebutkan demikianlah “Karena itu ingatlah, bagaimana engkau udah terima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan mampir seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada pas manakah Aku tiba-tiba mampir kepadamu.”
Waktu kematian kami tidak ada yang mengetahuinya. Tuhan akan menjemput kami seperti pencuri.Bisa saja Tuhan menjemput kami hari ini atau terlebih besok. Sudah ditetapkan bahwa tiap tiap orang tentu akan mengalami kematian.
Namun, seringkali manusia tidak tahu akan kematian yang akan menantinya kelak. Seringkali manusia tidak menghargai hidup yang dimiliki pada pas ini. Masih banyak di antara kami yang berpikir bahwa akan bertobat jikalau udah umur lanjut.
Yakinkah kami bahwa kami akan hidup sampai umur lanjut? Hidup adalah peluang yang Tuhan memberi tambahan bagi kami untuk mendekatkan diri kami kepadaNya dan tahu apa maksud dan target Tuhan didalam hidup kita. Ketika seseorang divonis dokter jikalau hidupnya akan bertahan sepanjang 30 hari lagi apa yang aan dilakukan oleh orang tersebut?
Pastinya orang sehabis itu akan bertobat dan merintis sisa hidupnya sebaik mungkin.
Apakah kami wajib sepeti itu terlebih dahulu sehingga kami sanggup merintis dan menikmati kehidupan yang Tuhan berikan?
Kematian merupakan akibat berasal berasal dari dosa. Dalam Roma 6:23a udah disebutkan demikianlah “Sebab upah dosa ialah maut;”. Karena semua manusia berbuat dosa, berarti manusia akan mengalami kematian Ada dua model kematian yang wajib kami ketahui. Kematian pertama yakni kematian fisik dan kematian yang ke-2 yakni kematian rohani.
1. Kematian Fisik
Kematian fisik merupakan pemisahan jiwa berasal berasal dari tubuh. “Sebab itu, sama seperti dosa udah masuk ke didalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu terhitung maut, demikianlah maut itu udah menjalar kepada semua orang, gara-gara semua orang udah berbuat dosa.” Roma 5:12. Setiap kami tentu akan mengalami kematian fisik kelak. Kematian ini diakibatkan oleh dosa manusia. Ketika manusia pertama yakni Adam dan Hawa jatuh ke didalam dosa, mereka kehilangan kasih berasal berasal dari Allah. Mereka diusir berasal berasal dari taman Eden dan pada selanjutnya mereka mengalami kematian secara fisik. Di atas kayu salib, Tuhan Yesus-pun mengalami kematian secara fisik.Namun yang menbedakannya dengan dengan Adam dan Hawa yakni Yesus mengalami kematian bukan gara-gara dosa melainkan untuk menebus orang yang berdosa. Namun sesudah itu Yesus perlihatkan kuasaNya atas maut dan dosa dengan dengan bangkit berasal berasal dari pada orang mati pada hari yang ketiga. Kita semua udah tentu terhitung akan mengalami kematian fisik kelak. Kematian akan mampir di pas yang tidak kami ketahui. Oleh gara-gara itu, bertobatlah dan percayalah bahwa kami akan dengan dengan di area tinggal Bapa di sorga kelak. Yesus udah mati di kayu salib untuk menyelamatkan kami sehingga kami tidak jatuh ke didalam maut.
2. Kematian Rohani
Kematian rohani merupakan pemisahan jiwa berasal berasal dari Allah. Kematian rohani timbul akibat dilakukannya sebuah dosa. Kematia ini mengakibatkan pertalian kami dengan dengan Allah jadi jauh. Setelah Adam dan Hawa lakukan dosa, perihal yang mereka dapatkan yakni kematian rohani. Kematian rohani mengakibatkan mereka bersembunyi berasal berasal dari Allah sehabis mereka jatuh ke didalam dosa. “Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan didalam taman itu pada pas hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu pada TUHAN Allah di pada pohon-pohonan didalam taman.” Kejadian 3:8. Ketika seseorang udah mengalami kematian rohani, hubungannya jadi jauh dengan dengan Tuhan. Ia tidak akan merasakan kasih Tuhan didalam hidupnya. Kematian rohani terhitung mengakibatkan hilangnya kemuliaan Allah. Orang yang mengalami kematian rohani akan meninggalkan Allah dan tidak yakin lagi kepadaNya.
Bagi biasanya orang, kematian merupakan suatu perihal menakutkan yang jikalau sanggup lebih baik dihindari. Namun bagi kami orang yang yakin kepadaNya, kematian justru akan membawa hidup kekal dengan dengan Bapa di sorga. Dalam Ibrani 9:27-28 disebutkan demikianlah ”Dan sama seperti manusia ditetapkan untu mati cuma satu kali saja, dan sehabis itu dihakimi, demikianlah pula Kristus cuma satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menjamin dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan perlihatkan diri-Nya sekali lagi tanpa menjamin dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.” Manusia tentu akan mengalami sekali saja kematian. Namun, bagi mereka yang udah terima anugerah keselamatan, justru kematian akan membawanya kepada hadirat Yesus dan terima apa yang udah diperbuatnya semasa hidupnya. Ini tertulis didalam 2 Korintus 5:10 “Sebab kami semua wajib menghadap takhta pengadilan Kristus, sehingga tiap tiap orang meraih apa yang patut diterimanya, sesuai dengan dengan yang dilakukannya didalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”
Di didalam Alkitab, kami akan tahu mengenai keberadaan manusia terlebih mengenai kematian yang menantinya dan juga apa yang akan berlangsung sehabis kematian.
Adapun hal-hal yang akan kami ketahui yaitu:
1. Darimana manusia terbentuk
Tuhan membentuk manusia berasal berasal dari debu dan tanah sesudah itu menghembuskan nafas hidup ke didalam hidungnya sehingga manusia sanggup hidup seperti pas ini (Kejadian 2:7).Tuhan membentuk manusia berasal berasal dari debu dan tanah gara-gara Tuhan menginginkan membentuk kami seturut kehendakNya dan menyadarkan kami bahwa kami adalah makhluk yang lemah yang tidak sanggup hidup tanpa penyertaan Tuhan.
2. Kemana manusia sehabis mati
Setelah manusia mati, tubuhnya akan lagi jadi debu dan tanah lagi tapi rohnya akan lagi kepada Allah. Ini tahu tertulis didalam Pengkhotbah 12:7 ”dan debu akan lagi jadi tanah seperti awal awalnya dan roh lagi kepada Allah yang mengaruniakannya.”
3. Akan ada penghakiman berasal berasal dari Allah pada akhir zaman
Pada akhir zaman, manusia akan dihakimi menurut apa yang udah diperbuatnya. Entah baik atau jahat semua akan dituliskan dan dihakimi oleh Yang Maha Kuasa (Pengkhotbah 12:14).. Orang yang udah mati akan dibangkitkan kembali. Akan ada yang meraih kehidupan kekal dengan dengan Bapa dan ada pula yang tidak akan meraih kasih Bapa di sorga kelak (Daniel 12:2). Semua itu akan lagi lagi kepada kita. Oleh gara-gara itu haruslah kami mensyukuri dan lakukan tindakan baik semasa hidup kami sehingga kami meraih hidup yang kekal di sorga kelak.
Kita semua tentu akan mengalami kematian. Kita tidak sanggup menampik kematian yang menunggu kita. Waktu Tuhan seperti pencuri. Oleh gara-gara itu, kami wajib berjaga-jaga selamanya didalam hidup ini. Janganlah kami bertobat jikalau dirasa wajib bertobat. Bertobatlah jadi hari ini gara-gara tidak ada yang tahu kapan Tuhan akan menjemput kita. Sebagai orang percaya, kami tidak boleh risau akan kematian gara-gara kami tentu akan hidup dengan dengan Bapa di sorga kelak. Tuhan Yesus memberkati.
AYAT ALKITAB TENTANG PENGHARAPAN
Kaulah Sumber Pengharapanku
Bacaan: Roma 8:18-25
“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di didalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”
Mazmur 42:5
Setiap kami tentu membawa harapan. Harapan yang dimiliki tiap tiap orang berbeda-beda terkait berasal berasal dari keperluannya. Mengapa tidak sama terkait keperluannya?
Ini gara-gara orang yang meminta tentu ada suatu perihal yang dibutuhkan atau suatu perihal yang hendah dicapai. Misalnya seseorang yang sakit membawa harapan untuk disembuhkan, seseorang yang tengah mencari pekerjaan meminta langsung mendapatkan perkerjaan atau sanggup terhitung seorang siswa yang belajar dengan dengan sugguh-sungguh meminta ia sanggup mengerjakan soal ujian sehingga nilai yang diperolehnya bagus.
Baik anak muda sampai orang dewasa tentu membawa harapan. Semakin dewasa, harapan seseorang akan suatu perihal perihal makin lama lama besar. Tanpa harapan seseorang tentu jadi hidupnya monoton tanpa ada target yang wajib diperjuangkan. Harapan orang pun ada yang baik dan ada yang tidak baik. Ketika kami meminta seseorang mengalami musibah gara-gara kami tidak bahagia kepadanya bukankah itu merupakan sebuah harapan yang tidak baik?
Perlu diingat, harapan yang baik adalah harapan yang tidak menjatuhkan orang lain. Efesus 1:18 berkata demikianlah “Dan sehingga Ia menjadikan mata hatimu terang, sehingga kamu tahu pengharapan apakah yang terdapat didalam panggilan-Nya; betapa kayanya kemuliaan anggota yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,”
Allah meminta kami sehingga kami berpegang teguh kepada pengharapan. Ketiaka kami jadi suatu pengharapan itu sia-sia dan tidak sanggup saja terjadi, Ia mengehendaki kami sehingga selamanya yakin kepadaNya dan menjadikan pengharapan yang kami menginginkan itu jadi suatu perihal yang pasti. Dengan kami meminta padaNya kami akan sanggup hadapi dan melalui tiap tiap permasalahn hidup dengan dengan iman dan kesabaran untuk meraih anggota yang dijanjikan olehNya. “Ia edukatif kami sehingga kami meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingan duniawi dan sehingga kami hidup bijaksana, adil dan beribadah di didalam dunia sekarang ini dengan dengan menantikan penggenapan pengharapan kami yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kami Yesus Kristus,”
Yang wajib kami ketahui adalah pengharapan wajib ketekunan.
Ketekunan seperti apa yang diperlukan?
Kita menyaksikan kisah Abraham dan Sara. Abraham dan Sara merupakan pasangan suami istri yang menantikan Kedatangan seorang anak di tengah-tengah kehidupan mereka. Pada umur Abraham tujuh puluh lima tahun, Tuhan berjanji padanya bahwa ia akan membawa keturunan. “Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah berasal berasal dari negerimu dan berasal berasal dari sanak saudaramu dan berasal berasal dari area tinggal bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan mengakibatkan engkau jadi bangsa yang besar, dan akan memberkati engkau dan juga mengakibatkan namamu masyhur; dan engkau akan jadi berkat. Aku akan memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engaku, dan olehmu semua kaum di wajah bumi akan mendapat berkat.” Kejadian 12:1-3.
Namun sehabis Tuhan berjanji demikian, Abraham wajib menunggu sehingga janji Tuhan itu tergenapi. Abraham wajib menunggu sepanjang dua puluh lima th. sampai pada selanjutnya ia sanggup membawa Ishak. Apakah sepanjang Abraham menunggu janji Tuhan tergenapi pengharapan Abraham jadi hilang? Tentu saja tidak. Ia selamanya berdoa, meminta terlebih mengucp syukur kepada Allah. Kita terhitung wajib seperti Abraham. Meskipun apa yang kami menginginkan belum Tuhan wujudkan pas ini janganlah kami jadi kehilangan pengharapan kita. Yang mengakibatkan kami selamanya sanggup meminta adalah Iman. Dalam Ibrani 11:1 dikatakan demikianlah “Iman adalah dasar berasal berasal dari segala suatu perihal yang kami menginginkan dan bukti berasal berasal dari segala suatu perihal yang tidak kami lihat.” Dengan membawa iman, kami akan selamanya sanggup meminta kepadaNya meskipun kami wajib menunggu pas yang lama.Seringkali kami sebagai manusia selamanya kehilangan pengharapan dan kendali atas diri kita. Ketika Tuhan belum menjawab doa yang jadi harapan kita, kami jadi kecewa terlebih menyalahkanNya. Tak sedikit berasal berasal dari kami justru jadi mengandalkan kapabilitas kami terlebih orang lain disaat Tuhan belum beri tambahan jawaban atas doa kita. Kita jadi ada didalam suatu fase tidak yakin akan kuasa Allah. Kita selamanya menanyakan dimana janji Tuhan dan dimana Tuhan. Kita selamanya menanyakan mengapa apa yang kami ingini belum terwujud. Manusia sebetulnya terkadang egois. Ia selamanya menuntut dan mengatur Tuhan apa yang wajib Tuhan perbuat didalam kehidupannya. Bukankah selayaknya Tuhanlah yang mengatur hidup kita? Ketika apa yang berlangsung didalam kehidupan kami tidak sesuai dengan dengan harapan dan keinginan kami apa yang kami lakukan? Kita terhitung marah kepada Tuhan. Setiap apa yang berlangsung didalam kehidupan kami tidaklah selamanya baik. Ada kalanya kehidupan yang kami jalani jadi berat dan kami tidak mendapatkan jalur keluarnya. Tuhan mengijinkan semua itu berlangsung gara-gara Tuhan menginginkan edukatif kami dan Tuhan menginginkan kami meminta padaNya.
Saya pernah mendengar sebuah kesaksian berasal berasal dari seorang pendeta disaat berkhotbah. Pendeta itu bersaksi jikalau pernah ia merupakan seorang yang tidak yakin akan Tuhan. Ia tidak yakin akan kuasa Tuhan Yesus. Namun, seiring berjalannya waktu, Tuhan kenakan kehidupan beliau dengan dengan sangat luar biasa. Sekarang ia mengumumkan injil dan selamanya membawa pengharapan kepa Tuhan. Ia tidak menginginkan meninggalkan pengaharapannya begitu saja gara-gara ia yakin bahwa meminta kepada Tuhan adalah suatu perihal yang baik dan tidak akan mengecewakan. Berharap berarti menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan.
Oleh gara-gara itu, disaat apa yang kami menginginkan tidak sesuai dengan dengan apa yang kami ingini, kami tidak wajib kecewa terlebih marah kepada Tuhan gara-gara Tuhan tahu apa yang kami perlukan. Kita tentu menharapakan suatu perihal yang baik, tapi yang baik itu belum tentu benar di hadapannya. Dalam Mamur 31:24 Tuhan menyuruh kami untuk selamanya teguh meminta padaNya “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang meminta kepada TUHAN!”
Oleh gara-gara itu, letakkanlah segala pengharapan kami kepadaNya. Dalam merintis kehidupan ini, kami wajib membawa keyakinan bahwa janji Tuhan tentu akan digenapi didalam hidup kita. Oleh gara-gara itu, jangalah kami curiga gara-gara Ia tentu akan mengakibatkan pengharapan kami jadi kenyataan. Untuk menunggu sebuah pengharapan, kami wajib sabar menunggu dan tidak mengeluh. Kita terhitung wajib membawa iman pengharapan yang teguh kepadaNya. Jangan biarkan iman kami melemah dan justru mengakibatkan kami berhenti berharap. Tuhan akan menjawab tiap tiap apa yang kami menginginkan pas pada waktuNya.
Jika Tuhan bilang harapan kami bukanlah yang paling baik untuk kita, kami wajib yakin bahwa apa yang Tuhan nyatakan didalam kehidupan kitalah yang terbaik. Jadi, kami wajib selamanya bersyukur dan bersukacita di didalam Tuha.
Sekalipun kami wajib mengahadapi sebuah tantangan, percayalah itu merupakan sebuah sistem yang Tuhan memberi tambahan untuk kita. Proses untuk mendewasakan diri kita. Selain itu, kami wajib selamanya bersyukur dan impuls didalam merintis kehidupan ini. Kita tidak boleh hilang pengharapan gara-gara Tuhan selamanya membawa konsep yang lebih baik berasal berasal dari apa yang kami pikirkan. Oleh karenanya, tiap tiap keinginan dan pengharapan kami wajib bersabar. Untuk membawa kesabaran didalam pengharapan kepada Tuhan kami Yesus Kristus, kami wajib berdoa gara-gara dengan dengan berdoa kami akan jadi kuat dan tenang. Walu sanggup saja pada hari ini pengharapan kami belum terwujud, bersabarlah gara-gara suatu pas Tuhan akan perlihatkan yang paling baik bagi kita, gara-gara Ia akan mengakibatkan segala suatu perihal indah pada waktuNya. Janganlah hilang pengharapanMu di didalam Dia.
Teruslah meminta dan berdoa, gara-gara disaat kami meminta padaNya tentu tidak akan mengecewakan. Tuhan Yesus memberkati.

100+ Ayat Alkitab Tentang Kematian dan Pengharapan


Ayat Alkitab Tentang Kematian Dan Pengharapan
AYAT ALKITAB TENTANG KEMATIAN
Kematian
Bacaan: 2 Korintus 5:1-10
“Karena kami tahu, bahwa jikalau kemah area kediaman kami di bumi dibongkar, Allah udah sedia kan suatu area kediaman di sorga bagi kita, suatu area kediaman yang kekal, yang tidak dibikin oleh tangan manusia.”
2 Korintus 5:1
Setiap manusia tentu kelak akan mengalami kematian gara-gara tidak ada satupun manusia yang sanggup hidup kekal di bumi. Ketika manusia lagi ke area tinggal Bapa di sorga, ia akan meninggalkan semua yang ia membawa di dunia. Harta terlebih jabatan tidak sanggup menghentikan kematian yang udah menunggu kita. Waktu Tuhan seperti pencuri sehingga kami wajib berjaga-jaga sehingga kelak kami sanggup tinggal dengan dengan di area tinggal Bapa di kehidupan yang kekal. Dalam Wahyu 3:3 tahu disebutkan demikianlah “Karena itu ingatlah, bagaimana engkau udah terima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan mampir seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada pas manakah Aku tiba-tiba mampir kepadamu.”
Waktu kematian kami tidak ada yang mengetahuinya. Tuhan akan menjemput kami seperti pencuri.Bisa saja Tuhan menjemput kami hari ini atau terlebih besok. Sudah ditetapkan bahwa tiap tiap orang tentu akan mengalami kematian.
Namun, seringkali manusia tidak tahu akan kematian yang akan menantinya kelak. Seringkali manusia tidak menghargai hidup yang dimiliki pada pas ini. Masih banyak di antara kami yang berpikir bahwa akan bertobat jikalau udah umur lanjut.
Yakinkah kami bahwa kami akan hidup sampai umur lanjut? Hidup adalah peluang yang Tuhan memberi tambahan bagi kami untuk mendekatkan diri kami kepadaNya dan tahu apa maksud dan target Tuhan didalam hidup kita. Ketika seseorang divonis dokter jikalau hidupnya akan bertahan sepanjang 30 hari lagi apa yang aan dilakukan oleh orang tersebut?
Pastinya orang sehabis itu akan bertobat dan merintis sisa hidupnya sebaik mungkin.
Apakah kami wajib sepeti itu terlebih dahulu sehingga kami sanggup merintis dan menikmati kehidupan yang Tuhan berikan?
Kematian merupakan akibat berasal berasal dari dosa. Dalam Roma 6:23a udah disebutkan demikianlah “Sebab upah dosa ialah maut;”. Karena semua manusia berbuat dosa, berarti manusia akan mengalami kematian Ada dua model kematian yang wajib kami ketahui. Kematian pertama yakni kematian fisik dan kematian yang ke-2 yakni kematian rohani.
1. Kematian Fisik
Kematian fisik merupakan pemisahan jiwa berasal berasal dari tubuh. “Sebab itu, sama seperti dosa udah masuk ke didalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu terhitung maut, demikianlah maut itu udah menjalar kepada semua orang, gara-gara semua orang udah berbuat dosa.” Roma 5:12. Setiap kami tentu akan mengalami kematian fisik kelak. Kematian ini diakibatkan oleh dosa manusia. Ketika manusia pertama yakni Adam dan Hawa jatuh ke didalam dosa, mereka kehilangan kasih berasal berasal dari Allah. Mereka diusir berasal berasal dari taman Eden dan pada selanjutnya mereka mengalami kematian secara fisik. Di atas kayu salib, Tuhan Yesus-pun mengalami kematian secara fisik.Namun yang menbedakannya dengan dengan Adam dan Hawa yakni Yesus mengalami kematian bukan gara-gara dosa melainkan untuk menebus orang yang berdosa. Namun sesudah itu Yesus perlihatkan kuasaNya atas maut dan dosa dengan dengan bangkit berasal berasal dari pada orang mati pada hari yang ketiga. Kita semua udah tentu terhitung akan mengalami kematian fisik kelak. Kematian akan mampir di pas yang tidak kami ketahui. Oleh gara-gara itu, bertobatlah dan percayalah bahwa kami akan dengan dengan di area tinggal Bapa di sorga kelak. Yesus udah mati di kayu salib untuk menyelamatkan kami sehingga kami tidak jatuh ke didalam maut.
2. Kematian Rohani
Kematian rohani merupakan pemisahan jiwa berasal berasal dari Allah. Kematian rohani timbul akibat dilakukannya sebuah dosa. Kematia ini mengakibatkan pertalian kami dengan dengan Allah jadi jauh. Setelah Adam dan Hawa lakukan dosa, perihal yang mereka dapatkan yakni kematian rohani. Kematian rohani mengakibatkan mereka bersembunyi berasal berasal dari Allah sehabis mereka jatuh ke didalam dosa. “Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan didalam taman itu pada pas hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu pada TUHAN Allah di pada pohon-pohonan didalam taman.” Kejadian 3:8. Ketika seseorang udah mengalami kematian rohani, hubungannya jadi jauh dengan dengan Tuhan. Ia tidak akan merasakan kasih Tuhan didalam hidupnya. Kematian rohani terhitung mengakibatkan hilangnya kemuliaan Allah. Orang yang mengalami kematian rohani akan meninggalkan Allah dan tidak yakin lagi kepadaNya.
Bagi biasanya orang, kematian merupakan suatu perihal menakutkan yang jikalau sanggup lebih baik dihindari. Namun bagi kami orang yang yakin kepadaNya, kematian justru akan membawa hidup kekal dengan dengan Bapa di sorga. Dalam Ibrani 9:27-28 disebutkan demikianlah ”Dan sama seperti manusia ditetapkan untu mati cuma satu kali saja, dan sehabis itu dihakimi, demikianlah pula Kristus cuma satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menjamin dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan perlihatkan diri-Nya sekali lagi tanpa menjamin dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.” Manusia tentu akan mengalami sekali saja kematian. Namun, bagi mereka yang udah terima anugerah keselamatan, justru kematian akan membawanya kepada hadirat Yesus dan terima apa yang udah diperbuatnya semasa hidupnya. Ini tertulis didalam 2 Korintus 5:10 “Sebab kami semua wajib menghadap takhta pengadilan Kristus, sehingga tiap tiap orang meraih apa yang patut diterimanya, sesuai dengan dengan yang dilakukannya didalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”
Di didalam Alkitab, kami akan tahu mengenai keberadaan manusia terlebih mengenai kematian yang menantinya dan juga apa yang akan berlangsung sehabis kematian.
Adapun hal-hal yang akan kami ketahui yaitu:
1. Darimana manusia terbentuk
Tuhan membentuk manusia berasal berasal dari debu dan tanah sesudah itu menghembuskan nafas hidup ke didalam hidungnya sehingga manusia sanggup hidup seperti pas ini (Kejadian 2:7).Tuhan membentuk manusia berasal berasal dari debu dan tanah gara-gara Tuhan menginginkan membentuk kami seturut kehendakNya dan menyadarkan kami bahwa kami adalah makhluk yang lemah yang tidak sanggup hidup tanpa penyertaan Tuhan.
2. Kemana manusia sehabis mati
Setelah manusia mati, tubuhnya akan lagi jadi debu dan tanah lagi tapi rohnya akan lagi kepada Allah. Ini tahu tertulis didalam Pengkhotbah 12:7 ”dan debu akan lagi jadi tanah seperti awal awalnya dan roh lagi kepada Allah yang mengaruniakannya.”
3. Akan ada penghakiman berasal berasal dari Allah pada akhir zaman
Pada akhir zaman, manusia akan dihakimi menurut apa yang udah diperbuatnya. Entah baik atau jahat semua akan dituliskan dan dihakimi oleh Yang Maha Kuasa (Pengkhotbah 12:14).. Orang yang udah mati akan dibangkitkan kembali. Akan ada yang meraih kehidupan kekal dengan dengan Bapa dan ada pula yang tidak akan meraih kasih Bapa di sorga kelak (Daniel 12:2). Semua itu akan lagi lagi kepada kita. Oleh gara-gara itu haruslah kami mensyukuri dan lakukan tindakan baik semasa hidup kami sehingga kami meraih hidup yang kekal di sorga kelak.
Kita semua tentu akan mengalami kematian. Kita tidak sanggup menampik kematian yang menunggu kita. Waktu Tuhan seperti pencuri. Oleh gara-gara itu, kami wajib berjaga-jaga selamanya didalam hidup ini. Janganlah kami bertobat jikalau dirasa wajib bertobat. Bertobatlah jadi hari ini gara-gara tidak ada yang tahu kapan Tuhan akan menjemput kita. Sebagai orang percaya, kami tidak boleh risau akan kematian gara-gara kami tentu akan hidup dengan dengan Bapa di sorga kelak. Tuhan Yesus memberkati.
AYAT ALKITAB TENTANG PENGHARAPAN
Kaulah Sumber Pengharapanku
Bacaan: Roma 8:18-25
“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di didalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”
Mazmur 42:5
Setiap kami tentu membawa harapan. Harapan yang dimiliki tiap tiap orang berbeda-beda terkait berasal berasal dari keperluannya. Mengapa tidak sama terkait keperluannya?
Ini gara-gara orang yang meminta tentu ada suatu perihal yang dibutuhkan atau suatu perihal yang hendah dicapai. Misalnya seseorang yang sakit membawa harapan untuk disembuhkan, seseorang yang tengah mencari pekerjaan meminta langsung mendapatkan perkerjaan atau sanggup terhitung seorang siswa yang belajar dengan dengan sugguh-sungguh meminta ia sanggup mengerjakan soal ujian sehingga nilai yang diperolehnya bagus.
Baik anak muda sampai orang dewasa tentu membawa harapan. Semakin dewasa, harapan seseorang akan suatu perihal perihal makin lama lama besar. Tanpa harapan seseorang tentu jadi hidupnya monoton tanpa ada target yang wajib diperjuangkan. Harapan orang pun ada yang baik dan ada yang tidak baik. Ketika kami meminta seseorang mengalami musibah gara-gara kami tidak bahagia kepadanya bukankah itu merupakan sebuah harapan yang tidak baik?
Perlu diingat, harapan yang baik adalah harapan yang tidak menjatuhkan orang lain. Efesus 1:18 berkata demikianlah “Dan sehingga Ia menjadikan mata hatimu terang, sehingga kamu tahu pengharapan apakah yang terdapat didalam panggilan-Nya; betapa kayanya kemuliaan anggota yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,”
Allah meminta kami sehingga kami berpegang teguh kepada pengharapan. Ketiaka kami jadi suatu pengharapan itu sia-sia dan tidak sanggup saja terjadi, Ia mengehendaki kami sehingga selamanya yakin kepadaNya dan menjadikan pengharapan yang kami menginginkan itu jadi suatu perihal yang pasti. Dengan kami meminta padaNya kami akan sanggup hadapi dan melalui tiap tiap permasalahn hidup dengan dengan iman dan kesabaran untuk meraih anggota yang dijanjikan olehNya. “Ia edukatif kami sehingga kami meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingan duniawi dan sehingga kami hidup bijaksana, adil dan beribadah di didalam dunia sekarang ini dengan dengan menantikan penggenapan pengharapan kami yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kami Yesus Kristus,”
Yang wajib kami ketahui adalah pengharapan wajib ketekunan.
Ketekunan seperti apa yang diperlukan?
Kita menyaksikan kisah Abraham dan Sara. Abraham dan Sara merupakan pasangan suami istri yang menantikan Kedatangan seorang anak di tengah-tengah kehidupan mereka. Pada umur Abraham tujuh puluh lima tahun, Tuhan berjanji padanya bahwa ia akan membawa keturunan. “Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah berasal berasal dari negerimu dan berasal berasal dari sanak saudaramu dan berasal berasal dari area tinggal bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan mengakibatkan engkau jadi bangsa yang besar, dan akan memberkati engkau dan juga mengakibatkan namamu masyhur; dan engkau akan jadi berkat. Aku akan memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engaku, dan olehmu semua kaum di wajah bumi akan mendapat berkat.” Kejadian 12:1-3.
Namun sehabis Tuhan berjanji demikian, Abraham wajib menunggu sehingga janji Tuhan itu tergenapi. Abraham wajib menunggu sepanjang dua puluh lima th. sampai pada selanjutnya ia sanggup membawa Ishak. Apakah sepanjang Abraham menunggu janji Tuhan tergenapi pengharapan Abraham jadi hilang? Tentu saja tidak. Ia selamanya berdoa, meminta terlebih mengucp syukur kepada Allah. Kita terhitung wajib seperti Abraham. Meskipun apa yang kami menginginkan belum Tuhan wujudkan pas ini janganlah kami jadi kehilangan pengharapan kita. Yang mengakibatkan kami selamanya sanggup meminta adalah Iman. Dalam Ibrani 11:1 dikatakan demikianlah “Iman adalah dasar berasal berasal dari segala suatu perihal yang kami menginginkan dan bukti berasal berasal dari segala suatu perihal yang tidak kami lihat.” Dengan membawa iman, kami akan selamanya sanggup meminta kepadaNya meskipun kami wajib menunggu pas yang lama.Seringkali kami sebagai manusia selamanya kehilangan pengharapan dan kendali atas diri kita. Ketika Tuhan belum menjawab doa yang jadi harapan kita, kami jadi kecewa terlebih menyalahkanNya. Tak sedikit berasal berasal dari kami justru jadi mengandalkan kapabilitas kami terlebih orang lain disaat Tuhan belum beri tambahan jawaban atas doa kita. Kita jadi ada didalam suatu fase tidak yakin akan kuasa Allah. Kita selamanya menanyakan dimana janji Tuhan dan dimana Tuhan. Kita selamanya menanyakan mengapa apa yang kami ingini belum terwujud. Manusia sebetulnya terkadang egois. Ia selamanya menuntut dan mengatur Tuhan apa yang wajib Tuhan perbuat didalam kehidupannya. Bukankah selayaknya Tuhanlah yang mengatur hidup kita? Ketika apa yang berlangsung didalam kehidupan kami tidak sesuai dengan dengan harapan dan keinginan kami apa yang kami lakukan? Kita terhitung marah kepada Tuhan. Setiap apa yang berlangsung didalam kehidupan kami tidaklah selamanya baik. Ada kalanya kehidupan yang kami jalani jadi berat dan kami tidak mendapatkan jalur keluarnya. Tuhan mengijinkan semua itu berlangsung gara-gara Tuhan menginginkan edukatif kami dan Tuhan menginginkan kami meminta padaNya.
Saya pernah mendengar sebuah kesaksian berasal berasal dari seorang pendeta disaat berkhotbah. Pendeta itu bersaksi jikalau pernah ia merupakan seorang yang tidak yakin akan Tuhan. Ia tidak yakin akan kuasa Tuhan Yesus. Namun, seiring berjalannya waktu, Tuhan kenakan kehidupan beliau dengan dengan sangat luar biasa. Sekarang ia mengumumkan injil dan selamanya membawa pengharapan kepa Tuhan. Ia tidak menginginkan meninggalkan pengaharapannya begitu saja gara-gara ia yakin bahwa meminta kepada Tuhan adalah suatu perihal yang baik dan tidak akan mengecewakan. Berharap berarti menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan.
Oleh gara-gara itu, disaat apa yang kami menginginkan tidak sesuai dengan dengan apa yang kami ingini, kami tidak wajib kecewa terlebih marah kepada Tuhan gara-gara Tuhan tahu apa yang kami perlukan. Kita tentu menharapakan suatu perihal yang baik, tapi yang baik itu belum tentu benar di hadapannya. Dalam Mamur 31:24 Tuhan menyuruh kami untuk selamanya teguh meminta padaNya “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang meminta kepada TUHAN!”
Oleh gara-gara itu, letakkanlah segala pengharapan kami kepadaNya. Dalam merintis kehidupan ini, kami wajib membawa keyakinan bahwa janji Tuhan tentu akan digenapi didalam hidup kita. Oleh gara-gara itu, jangalah kami curiga gara-gara Ia tentu akan mengakibatkan pengharapan kami jadi kenyataan. Untuk menunggu sebuah pengharapan, kami wajib sabar menunggu dan tidak mengeluh. Kita terhitung wajib membawa iman pengharapan yang teguh kepadaNya. Jangan biarkan iman kami melemah dan justru mengakibatkan kami berhenti berharap. Tuhan akan menjawab tiap tiap apa yang kami menginginkan pas pada waktuNya.
Jika Tuhan bilang harapan kami bukanlah yang paling baik untuk kita, kami wajib yakin bahwa apa yang Tuhan nyatakan didalam kehidupan kitalah yang terbaik. Jadi, kami wajib selamanya bersyukur dan bersukacita di didalam Tuha.
Sekalipun kami wajib mengahadapi sebuah tantangan, percayalah itu merupakan sebuah sistem yang Tuhan memberi tambahan untuk kita. Proses untuk mendewasakan diri kita. Selain itu, kami wajib selamanya bersyukur dan impuls didalam merintis kehidupan ini. Kita tidak boleh hilang pengharapan gara-gara Tuhan selamanya membawa konsep yang lebih baik berasal berasal dari apa yang kami pikirkan. Oleh karenanya, tiap tiap keinginan dan pengharapan kami wajib bersabar. Untuk membawa kesabaran didalam pengharapan kepada Tuhan kami Yesus Kristus, kami wajib berdoa gara-gara dengan dengan berdoa kami akan jadi kuat dan tenang. Walu sanggup saja pada hari ini pengharapan kami belum terwujud, bersabarlah gara-gara suatu pas Tuhan akan perlihatkan yang paling baik bagi kita, gara-gara Ia akan mengakibatkan segala suatu perihal indah pada waktuNya. Janganlah hilang pengharapanMu di didalam Dia.
Teruslah meminta dan berdoa, gara-gara disaat kami meminta padaNya tentu tidak akan mengecewakan. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar